WWW.PASJABAR.COM – Bagi sebagian orang, Jumat tanggal 13 atau Friday the 13th hanyalah hari biasa dalam kalender.
Namun bagi banyak lainnya, kombinasi antara “Jumat” dan angka “13” menjadi semacam alarm kosmis — hari yang pantang digunakan untuk memulai sesuatu yang penting.
Mereka yang percaya kerap menghindari menandatangani kontrak, bepergian jauh, bahkan sampai tidur dengan kristal pelindung di bawah bantal.
Namun, dari mana sebenarnya reputasi menyeramkan ini berasal? Apakah benar Jumat tanggal 13 ini membawa kesialan, ataukah semua ini hanya mitos yang diperbesar oleh budaya populer?
Asal Usul Ketakutan terhadap Angka 13 dan Hari Jumat
Ketakutan terhadap Friday the 13th muncul dari gabungan dua simbol kesialan: angka 13 dan hari Jumat.
Dalam banyak budaya Barat, angka 13 telah lama dianggap membawa sial karena dianggap mengganggu “kesempurnaan” angka 12.
Beberapa legenda menyebut bahwa hari itu juga menjadi saat Adam dan Hawa memakan buah terlarang, serta saat Kain membunuh saudaranya Habel.
Ketika angka 13 dan hari Jumat bertemu, hasilnya adalah kombinasi yang secara turun-temurun dianggap membawa malapetaka.
Sejarah Penting Terkait Friday the 13th
Beberapa peristiwa bersejarah yang kebetulan terjadi pada Jumat tanggal 13 juga turut memperkuat mitos ini. Di antaranya:
- 13 Oktober 1307: Raja Prancis memerintahkan penangkapan besar-besaran terhadap Ksatria Templar.
- 13 November 1970: Topan Bhola menewaskan lebih dari 300.000 orang di Bangladesh.
- 13 Januari 2012: Kapal pesiar Costa Concordia karam dan menewaskan 30 orang.
- 13 September 1996: Rapper Tupac Shakur meninggal dunia setelah ditembak.
Meskipun tidak ada hubungan kausal antara tanggal dan tragedi-tragedi tersebut, persepsi publik tentang Jumat tanggal 13 ini sebagai “hari sial” makin menguat.
Budaya Pop dan Kebangkitan Sosok Jason
Ketakutan akan Jumat tanggal 13 ini juga diperkuat oleh budaya populer, terutama setelah rilis film horor Friday the 13th pada 1980.
Tokohnya, Jason Voorhees, menjadi ikon teror modern. Meskipun tidak langsung memakai topeng hoki di film pertama, Jason tumbuh menjadi simbol kekerasan tanpa ampun — dan mempertegas reputasi angker Jumat tanggal 13 di dunia hiburan.
Sebelumnya, pada 1907, novelis Thomas William Lawson menerbitkan buku Friday the Thirteenth, yang menceritakan tentang pialang saham yang memanipulasi pasar menggunakan takhayul masyarakat terhadap hari tersebut.
Secara kalender, Jumat tanggal 13 ini bisa terjadi minimal sekali dan maksimal tiga kali dalam setahun. Tahun 2025 hanya memiliki satu Friday the 13th — yaitu hari ini, 13 Juni 2025.
Tahun-tahun yang dimulai pada hari Minggu cenderung lebih sering memiliki Friday the 13th, terutama pada bulan Februari, Maret, atau November.
Superstisi Seputar Friday the 13th
Meskipun tidak semua orang percaya, banyak yang tetap berhati-hati pada hari ini.
Bahkan ada istilah ilmiah untuk fobia ini: paraskevidekatriaphobia — ketakutan ekstrem terhadap Friday the 13th. Beberapa superstisi yang sering dikaitkan dengan hari ini antara lain:
- Menghindari kucing hitam
- Tidak memulai proyek baru
- Tidak berjalan di bawah tangga
- Menunda pernikahan atau perjalanan
- Mengenakan kristal atau jimat pelindung
Di sisi lain, sebagian orang juga mengalami triskaidekafobia, ketakutan berlebihan terhadap angka 13. Hal ini bahkan memengaruhi arsitektur modern, seperti gedung yang melompati lantai ke-13 dalam penomoran lift.
Fakta atau Mitos?
Meskipun reputasi Friday the 13th sangat kuat, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa hari ini lebih berbahaya dibanding hari lainnya.
Sejumlah studi menunjukkan bahwa kecelakaan dan kejadian buruk tidak lebih sering terjadi pada Jumat tanggal 13 daripada hari lain.
Psikolog menyebut ini sebagai magical thinking, yakni kecenderungan manusia untuk mengaitkan dua hal yang sebenarnya tidak berhubungan secara logis.
Menurut Dr. Phil Stevens, antropolog dan penulis Rethinking the Anthropology of Magic and Witchcraft, ini adalah bentuk tabu budaya — upaya manusia menghindari kombinasi yang dipercaya dapat membawa bencana.
Namun ia juga menyebut bahwa kepercayaan terhadap Jumat tanggal 13 ini perlahan-lahan mulai melemah seiring bertambahnya kesadaran rasional.
Apakah Friday the 13th benar-benar hari sial? Jawabannya bergantung pada kepercayaan masing-masing. Bagi sebagian besar orang, ini hanya tanggal biasa. Namun bagi yang percaya, hari ini membawa nuansa waspada — bahkan mungkin menyeramkan.
Terlepas dari semuanya, satu hal pasti: Friday the 13th akan terus menjadi bagian menarik dari perpaduan antara sejarah, mitologi, dan budaya pop yang tak lekang oleh waktu. (han)