BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Program Buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis) di RW 10 Kelurahan Margasari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung mulai menunjukkan dampak positif. Melalui pendampingan tim dosen Universitas Pasundan (UNPAS), program ini tidak hanya mendorong warga memanfaatkan lahan pekarangan, tapi juga mulai mengembangkan budidaya anggur sebagai bagian dari pertanian urban.
Ketua tim pengabdian masyarakat UNPAS, Imas Sumiati, menjelaskan bahwa Buruan SAE adalah solusi konkret untuk menjawab tantangan ketahanan pangan di perkotaan. Program ini menggabungkan edukasi, pemberdayaan warga, serta pendekatan ekologis dalam pemanfaatan lahan.
“Buruan SAE bukan hanya tentang menanam, tapi membangun kesadaran bahwa lahan sekecil apapun bisa jadi sumber pangan keluarga. Ini cara kita mendekatkan masyarakat pada praktik urban farming yang nyata dan berkelanjutan,” ujar Imas Sumiati.
Di RW 10 Margasari, warga mulai membudidayakan anggur secara kolektif di lahan seluas 500 meter persegi. Kendati lahan belum sepenuhnya ideal karena masih bercampur dengan tanaman keras milik warga, semangat warga untuk terus belajar dan berkembang tetap tinggi. Tanaman anggur dipilih karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi serta daya tarik sebagai buah yang bisa dinikmati lintas usia.
“Kami melihat potensi anggur sangat menarik. Selain memiliki nilai jual, juga bisa menjadi media pembelajaran bagi warga. Kita ingin Buruan SAE ini bukan hanya hidup saat panen, tapi juga punya dampak jangka panjang untuk kemandirian ekonomi warga,” tutur anggota tim pengabdi UNPAS lainnya, Dedeh Siti Salamah.
Dalam pendampingannya, tim UNPAS tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga memperkuat kapasitas warga dalam pengelolaan sampah organik, pemanfaatan maggot sebagai pakan ternak, hingga perencanaan keberlanjutan. Edukasi dilakukan secara berkala dengan melibatkan RT dan tokoh masyarakat
“Sosialisasi dan edukasi harus terus menerus. Kami berharap warga punya persepsi yang sama bahwa ketahanan pangan bisa dibangun dari rumah sendiri, dari halaman yang mereka miliki,” imbuh Mella Nur Fadillah, salah satu anggota tim.
Buruan SAE kini mulai diarahkan untuk mandiri, tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah. Selain tanaman anggur, warga juga memanfaatkan lahan untuk menanam sayur mayur dan beternak skala kecil. Hasil panen sebagian besar dibagikan kepada warga, dan sebagian kecil mulai dipertimbangkan untuk dikembangkan menjadi produk olahan bernilai jual.
“Tujuan akhirnya adalah menjadikan Buruan SAE sebagai gerakan mandiri yang menguatkan masyarakat, tidak hanya secara pangan, tapi juga secara sosial dan ekonomi,” tegas anggota tim dosen UNPAS, Rudi Martiawan.
Dengan kombinasi antara inovasi lokal dan pendampingan akademik, Buruan SAE di Margasari menjadi salah satu contoh nyata bagaimana ketahanan pangan dapat ditumbuhkan dari bawah, dimulai dari tanah kota, oleh tangan-tangan warga yang mau belajar dan berdaya.
Selengkapnya dapat disimak di https://youtu.be/Qfjeg4xI6Vs?si=53KdYtYdRCeHqbBz
(Tiwi)