WWW.PASJABAR.COM – Dokter Spesialis Kulit dr. Aditya Surya Pratama mengungkapkan bahwa penggunaan tabir surya (sunscreen) tidak hanya penting untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari seperti UVA dan UVB.
Tetapi juga dari cahaya biru (blue light) yang dihasilkan oleh gawai seperti ponsel, laptop, dan komputer.
Menurut Aditya, paparan cahaya biru dapat memperparah hiperpigmentasi serta melemahkan pelindung alami kulit.
“Blue light itu bisa memperparah hyperpigmentasi, juga menekan pelindung kulit jadi lemah. Kalau terlalu sering terpapar, kulit bisa rusak,” ujar Aditya, dilansir dari Antara.
Dampak Paparan Cahaya Biru
Aditya menjelaskan bahwa cahaya biru dapat memengaruhi pigmentasi kulit, membuat warna kulit tidak stabil, dan memicu penuaan dini.
Efeknya mirip dengan sinar UVA dan UVB, yakni merusak DNA sel kulit, menghentikan produksi kolagen dan elastin. Serta menyebabkan kulit cepat keriput dan kendur.
Selain itu, paparan blue light juga menjadi salah satu penyebab munculnya flek hitam, terutama pada wanita Indonesia.
Pentingnya Pemilihan Sunscreen
Lebih lanjut, Aditya menekankan pentingnya memilih tabir surya sesuai kebutuhan kulit masing-masing.
Ia menyoroti bahwa produk sunscreen di Indonesia yang memiliki formula tepat untuk berbagai jenis kulit—kering, kombinasi, sensitif, hingga berminyak—masih terbatas.
“Kondisi kulit masyarakat Indonesia beragam, jadi pilih sunscreen yang cocok dengan kebutuhan kulit masing-masing,” pesannya.
Menurut Aditya, edukasi mengenai bahaya paparan cahaya biru dan pentingnya penggunaan sunscreen masih minim di kalangan masyarakat.
Banyak orang yang hanya menggunakan tabir surya ketika cuaca panas atau saat berlibur ke pantai. Padahal paparan cahaya biru terjadi setiap hari, bahkan di dalam rumah.
Edukasi ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan masyarakat untuk lebih sadar akan kesehatan kulit sejak dini. Dengan begitu, risiko penuaan dini dan kerusakan kulit akibat paparan cahaya biru dapat diminimalisir. (han)











