SUBANG, WWW.PASJABAR.COM – Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG).
Ekspor tiga kontainer kopi senilai Rp4,3 miliar ini menjadi momentum penting.
Dalam memperkuat daya saing komoditas lokal di pasar internasional sekaligus mendukung pencapaian tiga prioritas Kementerian Perdagangan. Yakni penguatan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan kapasitas UMKM.
Acara pelepasan ekspor digelar di kantor Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah (KPGLB), Subang, Senin (28/7/2025). Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri memimpin langsung seremoni pelepasan.
Turut hadir Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, Direktur Utama bank bjb Terpilih Yusuf Saadudin, Kepala BAPPEBTI Tirta Karma Senjaya.
Kepala Disperindag Jawa Barat Nining Yuliastiani, Direktur PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Budi Susanto, serta Ketua KPGLB Miftahudin Shaf.
Dalam sambutannya, Wamendag Dyah Roro Esti mengapresiasi kontribusi bank bjb. Yang menjadi penyalur terbesar skema Subsidi Resi Gudang (SSRG) di Indonesia.
“bank bjb telah menjadi penyalur terbesar di Indonesia untuk skema Subsidi Resi Gudang. Dan terbukti memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya para petani,” ujar Dyah Roro Esti.
Peran Strategis bank bjb
Hingga Juni 2025, bank bjb telah menyalurkan kredit SSRG sebesar Rp205,8 miliar kepada 1.771 petani di Jawa Barat. Khusus untuk petani kopi, dana yang disalurkan mencapai Rp9,3 miliar untuk 25 petani.
Selain pembiayaan, bank bjb juga memberikan pendampingan teknis dan pelatihan berkelanjutan. Agar petani mampu menjaga kualitas produksi sesuai standar ekspor.
Direktur Utama bank bjb Terpilih Yusuf Saadudin menegaskan kesiapan bank bjb mendukung program strategis pemerintah. Termasuk skema resi gudang.
“Kami siap mendukung program resi gudang untuk kemajuan petani dan perekonomian Jawa Barat,” tegas Yusuf Saadudin.
Sistem Resi Gudang Dorong Petani Kopi Subang
Kopi yang diekspor ke Tiongkok merupakan hasil panen petani yang disimpan di gudang KPGLB menggunakan skema SRG.
Dengan mekanisme ini, petani dapat menyimpan hasil panen sambil menunggu harga optimal. Tanpa terpaksa menjual dengan harga rendah saat panen raya.
Bank bjb hadir sebagai penyedia pembiayaan agar petani tetap memiliki modal kerja selama menunggu waktu penjualan terbaik.
Ketua KPGLB Miftahudin Shaf menjelaskan bahwa keberhasilan ekspor kopi ini merupakan buah kolaborasi multipihak. Mulai dari koperasi, pemerintah daerah, Bappebti, hingga lembaga keuangan.
Skema SRG terbukti memberi nilai tambah signifikan bagi petani Subang yang kini mampu menjangkau pasar global.
Perkuat Komoditas Unggulan Jawa Barat
Langkah ekspor kopi ini memperkuat posisi Jawa Barat sebagai lumbung kopi unggulan. Sekaligus membuka peluang komoditas lain untuk masuk ke pasar ekspor.
Ke depan, bank bjb bersama pemerintah daerah berkomitmen memperluas pembiayaan produktif di sektor pertanian dan komoditas strategis lain. Demi meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat ekonomi desa. (*)












