
WWW.PASJABAR.COM – Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si., Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan (Akidah Islam, dalam buku Mengenal Kesempurnaan Manusia)
Penjelasan tentang pokok bahasan akidah Islam di atas menggambarkan bahwa akidah Islam pada dasarnya bersumber kepada Al-Quran dan hadis. Kemudian dikembangkan dengan dalil-dalil akal dan disuburkan dengan pola pikiran filsafat dan unsur-unsur lainnya.
Sentuhan filsafat dan paham-paham lain dari luar Islam memberikan sumbangsih dan sambutan positif bagi pemahaman dan perkembangan akidah Islam. Meskipun tidak sedikit pula membawa pengaruh negatif yang menimbulkan perpecahan dalam tubuh umat Islam sendiri.
Pengaruh positif tersebut terutama yang ada terkait dengan masalah ketuhanan. Yaitu di antaranya, dapat mendorong umat Islam untuk mempelajari filsafat. Sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas pemahaman terhadap Islam.
Dan dapat memperkuat argumentasi bahwa Islam adalah agama yang benar dan terbaik serta rasional. Dari sentuhan itulah akidah Islam memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan karakter-karakter akidah agama lain.
Karakteristik akidah Islam tersebut, seperti yang dijelaskan oleh pemikir Islam kontemporer, Yusuf Qardhawi, adalah sebagai berikut:
Jelas dan sederhana
Akidah Islam merupakan akidak yang jelas dan sederhana, tidak ada kerumitan dan kesamaran di dalamnya. Seluruh ajarannya terangkum dalam keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya yang terakhir.
Keyakinan ini menggambarkan bahwa di balik alam semesta ini, ada Zat Tunggal yang telah menciptakan dan memilikinya, mengaturnya, dan menegtukan ukuran segala sesuatunya. Keyakinan di atas sangat tegas dan jelas, dan akal akan senantiasa menerimanya.
Akal selalu menuntut adanya “harmonika” dan “keesaan” di balik keberagaman dan kebinekaan isi alam semesta ini. Dan akal memahaminya bahwa semuanya kembali kepada sebab awal yang tunggal.
Sesuai dengan fitrah manusia
Kata fithrah secara umum berarti “ciptaan, suci dan seimbang”. Dalam konteks ini, fitrah berarti watak hakiki dan asli yang dimiliki oleh setiap insan atau sifat alami manusia. Dengan demikian, akidah Islam yang sesuai dengan fitrah manusia memberikan keterangan yang pasti. Tentang kepercayaan asli dan hakiki yang ada dalam diri manusia.
Artinya, kondisi awal ciptaan manusia memiliki potensi untuk selalu mengetahui dan cenderung kepada kebenaran, yang dalam Al-Quran disebut hanif.
Kokoh dan solid
Akidah Islam merupakan akidah yang solid dan baku. Tidak menerima atau mengalami perubahan atau distorsi, baik tambahan maupun pengurangan. Oleh sebab itu, akidah ini menolak setiap bid’ah, khurafat dan takhayul.
Argumentatif
Akidah Islam merupakan akidah yang argumentatif, tidak cukup dalam menetapkan persoalan-persoalannya dengan mengandalkan doktrin lugas dan instruksi keras. Demikian pula tidak cukup hanya sekadar berdialog dengan hati dan perasaan serta mengandalkannya untuk dijadikan pedoman.
Akan tetapi, hal tersebut harus dapat mengikuti dan menguasai segala persoalan dengan disertai alasan yang kuat dan argumentasi yang akurat. Artinya, akidah tidak mengharuskan umatnya mempercayai-Nya secara buta.
Dengan demikian, Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif.
Misalnya, dalam masalah ketuhanan, Al-Quran menunjukkan dalil-dalil atau bukti-bukti kebenarannya dari alam, diri manusia, dan sejarah. Untuk membuktikan eksistensi (wujud), keesaan, dan kesempurnaan Allah Swt.
Moderat
Akidah Islam merupakan akidah yang bersifat moderat atau pertengahan. Ia menjadi penengah antara orang-orang yang menegasikan hal-hal yang bersifat metafisik dan orang-orang yang mempercayainya.
Bersamaan dengan itu, bahwa Nabi Muhammad Saw diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam dan juga sebagai penengah dan saksi. Terhadap perbuatan-perbuatan manusia. (han)












