BANDUNG BARAT, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor.
Penetapan status KLB ini dilakukan setelah ratusan korban mengalami gejala mual, pusing, hingga harus mendapatkan perawatan intensif di fasilitas kesehatan.
Salah satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur penyedia makanan bergizi gratis di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, resmi ditutup sementara pada Rabu (24/9/2025).
Penutupan ini dilakukan untuk kepentingan investigasi menyeluruh terkait sumber makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, menyampaikan bahwa pihaknya langsung menetapkan KLB setelah meninjau kondisi para korban yang masih menjalani perawatan di GOR Kecamatan Cipongkor.
“Kami sudah menutup dapur MBG di Cipongkor dan melakukan investigasi. Mulai dari perizinan, standar kebersihan, hingga aspek kesehatan agar kejadian ini tidak terulang,” kata Jeje.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat mencatat, hingga hari ini jumlah korban keracunan mencapai 411 orang.
Dari jumlah tersebut, 11 korban masih menjalani rawat inap di GOR Cipongkor, 18 orang dirawat di RSUD Cililin, sementara sisanya sudah diperbolehkan pulang. Mayoritas korban mengalami gejala ringan seperti pusing dan mual.
Jeje menambahkan, Pemda Bandung Barat berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Dinas Kesehatan, untuk memastikan investigasi berjalan transparan.
Pemeriksaan akan difokuskan pada kelayakan dapur MBG, kebersihan bahan makanan, proses distribusi, serta standar kesehatan petugas yang terlibat.
Kasus ini menjadi perhatian serius mengingat program Makan Bergizi Gratis (MBG) bertujuan meningkatkan kualitas gizi pelajar. Namun justru menimbulkan peristiwa yang mengancam keselamatan anak-anak.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh sebelum program kembali dijalankan di wilayah Cipongkor. (uby)












