BANDUNG BARAT, WWW.PASJABAR.COM – Paska insiden keracunan massal yang diduga berasal dari Makanan Bergizi Gratis (MBG), sejumlah siswa SMKN 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, masih merasa trauma.
Banyak dari mereka kini lebih memilih membawa bekal dari rumah dibanding menyantap makanan yang disediakan sekolah. Pihak sekolah pun memutuskan untuk menyetop sementara penerimaan MBG selama 10 hari ke depan.
Keracunan massal tersebut terjadi pekan lalu dan sempat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Namun, Selasa (30/9/2025) pagi, aktivitas di sekolah mulai berangsur normal.
Dari total 121 siswa yang sempat menjadi korban keracunan, lima di antaranya masih dirawat di fasilitas kesehatan, sementara sisanya sudah berangsur pulih.
Pihak sekolah menjelaskan, pada hari kejadian, menu MBG yang disajikan terdiri dari lotek, telur, kentang, dan pisang. Setelah menyantap makanan tersebut, sejumlah siswa mengalami gejala mual, muntah, pusing, hingga kejang-kejang.
Dugaan sementara, keracunan berasal dari menu tersebut meski kepastian penyebab masih menunggu hasil uji laboratorium.
Kepala SMKN 1 Cihampelas, Sudirman, menyebut pihak sekolah memutuskan menghentikan sementara program MBG demi menjaga kenyamanan dan keamanan para siswa.
“Kami tidak ingin ada kejadian serupa. Untuk sementara siswa diperbolehkan membawa bekal dari rumah sambil menunggu evaluasi penyelenggaraan MBG,” ujarnya.
Salah seorang siswi, Grizaarfah, mengaku masih merasa takut untuk mengonsumsi makanan yang dibagikan melalui program tersebut.
“Sekarang lebih aman bawa bekal dari rumah. Kami berharap makanan dari MBG bisa lebih higienis supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” ungkapnya.
Baik pihak sekolah maupun para siswa berharap penyedia MBG dapat lebih memperhatikan aspek kebersihan dan keamanan makanan sebelum dibagikan. Dengan begitu, tujuan utama program untuk meningkatkan gizi pelajar bisa tercapai tanpa menimbulkan risiko kesehatan. (uby)












