BANDUNG BARAT, WWW.PASJABAR.COM – Puluhan truk pengangkut sampah dari wilayah Bandung Raya terpaksa mengantre panjang untuk bisa membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (1/10/2025) pagi.
Bahkan, sejumlah sopir truk harus menginap demi mendapatkan giliran, menyusul adanya pembatasan kuota pembuangan di TPA tersebut.
Pantauan di lokasi, deretan truk sampah dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, hingga Kabupaten Bandung Barat terlihat memenuhi jalur menuju area pembuangan.
Mereka tidak bisa langsung masuk karena zona 5 yang kini menjadi lokasi aktif pembuangan memiliki lahan terbatas, sehingga seluruh kendaraan harus masuk secara bergilir.
Tak sedikit pengemudi yang memilih bermalam di sekitar lokasi demi mengamankan antrean. Salah satunya Dea Yahdiana, sopir truk dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat.
Ia mengaku terpaksa menunggu berjam-jam hingga terkadang menginap agar sampah yang diangkut bisa segera dibuang.
Menurut pengelola TPA Sarimukti, pembatasan pembuangan sampah dilakukan untuk mengontrol volume harian yang masuk.
Dalam sehari, total sampah dari empat daerah di Bandung Raya dibatasi maksimal 1.500 ton, atau sekitar 21.000 ton dalam dua pekan.
Koordinator pengelola TPA Sarimukti, Zidni Ilman, menegaskan antrean panjang kendaraan bukan disebabkan kendala operasional di dalam TPA, melainkan karena sistem bergilir yang harus diterapkan agar kapasitas zona pembuangan tetap terkendali.
“Kami harus batasi. Kalau tidak, zona ini akan overload. Jadi semua truk memang harus sabar antre masuk,” jelas Zidni.
Dampak dari pembatasan ini mulai terlihat di sejumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kota Bandung. Tumpukan sampah menggunung karena belum seluruhnya bisa terangkut menuju TPA Sarimukti.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran warga, terutama soal potensi bau menyengat dan penyebaran penyakit.
Pemerintah daerah di wilayah Bandung Raya pun diharapkan bisa lebih serius memaksimalkan upaya pengurangan sampah dari hulu, baik melalui pemilahan maupun pengolahan mandiri di tingkat rumah tangga.
Hal ini penting untuk mengurangi beban di TPA Sarimukti yang kapasitasnya semakin menipis. (uby)












