BANDUNG BARAT, WWW.PASJABAR.COM — Pasca keracunan massal yang menimpa ratusan pelajar di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sejumlah sekolah di wilayah tersebut menghentikan sementara kegiatan belajar tatap muka dan beralih ke pembelajaran jarak jauh atau daring mulai Kamis (16/10/2025) pagi.
Pantauan di SMP Negeri 1 Cisarua, suasana sekolah tampak lengang. Beberapa guru dan relawan terlihat melipat kembali tempat tidur lipat yang selama dua hari terakhir digunakan untuk menampung para korban keracunan. Posko darurat yang sebelumnya dipenuhi siswa kini mulai dibersihkan.
Kebijakan belajar dari rumah diambil pihak sekolah untuk memulihkan kondisi para siswa yang menjadi korban keracunan massal diduga akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kondisi serupa juga terjadi di SDN Garuda Cisarua, di mana ratusan siswa terpaksa diliburkan karena sebagian besar dari mereka juga mengalami gejala keracunan.
Menurut Ahmad Taufik, pihak kurikulum SMPN 1 Cisarua, langkah pembelajaran daring dilakukan agar para siswa dapat beristirahat dan pulih sepenuhnya.
“Seluruh siswa saat ini belajar di rumah untuk pemulihan pascakejadian. Total ada 335 siswa yang menjadi korban keracunan makanan MBG,” ujarnya.
Ahmad menambahkan, pihaknya berharap agar program MBG dievaluasi secara menyeluruh. “Kami meminta agar pelaksanaan MBG benar-benar dievaluasi agar kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi,” tambahnya.
Operasional MBG Dihentikan Sementara
Sementara itu, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Cisarua yang sebelumnya mengelola dapur MBG kini tampak sepi dari aktivitas. Operasional dapur MBG dihentikan sementara waktu untuk keperluan evaluasi dan penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya, sebanyak 449 pelajar dari tingkat SD, SMP, dan SMK di Kecamatan Cisarua dilaporkan mengalami keracunan massal usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis yang dibagikan pihak sekolah. Menu tersebut diketahui terdiri dari nasi, daging ayam, sayur wortel, dan buah-buahan.
Para siswa mengalami gejala pusing, mual, sakit perut, hingga sesak napas, dan sebagian besar sempat dirawat di Posko Darurat SMPN 1 Cisarua serta RSUD Lembang.
Saat ini, tim medis dan pihak kepolisian masih melakukan investigasi terhadap sumber makanan yang diduga menyebabkan keracunan massal tersebut. (uby)












