BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Berawal dari dataran sejuk Pangalengan, Kabupaten Bandung, Anggi Permana menapaki langkahnya menuju masa depan yang ia bentuk sendiri. Mahasiswa aktif semester 7 Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan ini lahir di Bandung pada 28 September 2003.
Di balik senyumnya yang tenang, tersimpan kisah perjuangan seorang anak muda yang menjadikan keterbatasan sebagai bahan bakar untuk terus melangkah.
Hobi Anggi terbilang unik bagi seorang mahasiswa yang sibuk dengan akademik dan organisasi. Ia gemar melakukan solo traveling.
“Dengan solo traveling, saya punya waktu untuk menenangkan diri dari hiruk-pikuk kegiatan yang padat. Dari sana saya bisa refleksi diri dan lebih siap menghadapi tantangan berikutnya,” tuturnya.
Bagi Anggi, bepergian sendirian bukan sekadar jalan-jalan, melainkan cara untuk belajar memahami diri sendiri dan dunia sekitar.
Perjalanan hidup Anggi tidak selalu mudah. Ia masih mengingat betul masa-masa di mana kuliah hanyalah angan.
“Saya nggak pernah menyangka bisa duduk di bangku kuliah, apalagi di universitas swasta ternama seperti Unpas. Karena kondisi ekonomi keluarga sempat jadi hambatan besar,” ujarnya.
Namun, semesta tampaknya berpihak pada mereka yang pantang menyerah. Kini, Anggi berkuliah dengan beasiswa penuh, sesuatu yang dulu ia pikir mustahil.
Tak berhenti di situ, prestasi demi prestasi terus ia raih. Salah satu yang paling membanggakan adalah saat dirinya terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi penerima beasiswa LLDIKTI IV Jawa Barat, dan diutus langsung untuk menghadiri Hari Pendidikan Nasional 2024 di Senayan, Jakarta.
“Itu momen luar biasa. Saya bisa bertemu banyak orang hebat dari seluruh Indonesia dan berdialog langsung dengan Menteri Pendidikan. Rasanya seperti mimpi,” kenangnya dengan mata berbinar.
Kesibukan Anggi tak berhenti di dunia akademik. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan kampus dan luar kampus. Ia pernah menjabat sebagai Staf Akademik Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (dua periode), Duta Kampus Fakultas dan Universitas (Juara 3), serta kini menjadi Staff Eksternal Badan Perwakilan Mahasiswa FEB. Tak hanya itu, Anggi juga menjadi Ambassador blu by BCA Digital dan Mojang Jajaka Kabupaten Bandung 2025.
“Saya suka terlibat di banyak kegiatan, karena dari situ saya belajar manajemen waktu, tanggung jawab, dan bagaimana membangun relasi dengan banyak orang,” jelasnya.
Selain organisasi, Anggi juga menambah pengalamannya lewat dunia profesional. Ia pernah magang di Bentani Hotel & Residence Cirebon sebagai staf Sales & Marketing, lalu berlanjut ke DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi IV Bidang Pembangunan.
“Saya percaya pengalaman di lapangan adalah guru terbaik. Dari sana saya belajar cara berpikir strategis dan realistis dalam memahami isu ekonomi dan kebijakan publik,” ujarnya mantap.
Sebagai mahasiswa kelas internasional, Anggi juga punya pengalaman akademik berskala global. Bersama tim e-school Unpas dan Kyung Hee University Korea Selatan, ia mengerjakan proyek bertajuk “Comparative Analysis of Green Economy Strategies Between Republic of Korea and Indonesia” menggunakan aplikasi R Statistic. Proyek ini bahkan ia presentasikan langsung di hadapan profesor dari Korea.
“Rasanya bangga sekali bisa berdiskusi lintas negara dan melihat bagaimana mahasiswa Indonesia bisa sejajar dengan mereka,” kata Anggi penuh semangat.
Dalam menjalani keseharian, Anggi berpegang pada dua moto hidup yang ia yakini sebagai panduan berpikir dan bertindak. Yang pertama berbunyi:
“Teu kudu pinter nu penting gede milik, tapi diusahakeun kudu pinter.” Artinya, setiap orang sudah memiliki rezeki dan takaran masing-masing, namun tetap harus berusaha sebaik mungkin.
Dan yang kedua: “Tong leumpang dina hayang, tong cicing dina eumbung.” Artinya, jangan terlena di zona nyaman, tapi terus bergerak dan eksplorasi potensi diri.
Setelah lulus nanti, Anggi berharap bisa melangkah lebih jauh. Cita-citanya adalah bekerja di salah satu kementerian dan berkontribusi langsung untuk masyarakat luas.
“Saya percaya, kalau kita berprasangka baik pada Tuhan, maka hal-hal baik juga akan datang. Saya hanya ingin terus berproses, berkembang, dan membalas semua kebaikan orang yang pernah membantu saya,” ujarnya dengan nada penuh keyakinan.
Dari Pangalengan hingga Senayan, dari keterbatasan hingga prestasi nasional , perjalanan Anggi Permana membuktikan bahwa kesungguhan, doa, dan rasa syukur adalah kunci yang bisa membuka pintu mana pun. (tiwi)












