BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Perjalanan hidup Dindin Kodar adalah kisah tentang keberanian, perubahan, dan keyakinan bahwa setiap proses memiliki makna.
Pemuda kelahiran Bandung, 5 Oktober 2002, ini adalah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan (FKIP UNPAS).
Sehari-hari ia dikenal sebagai sosok yang aktif, bersemangat, dan memiliki tekad kuat untuk terus berkembang, baik secara pribadi maupun profesional.
Namun, di balik kepercayaan diri yang kini ia miliki, Dindin pernah melalui masa yang berat. Ia bercerita bahwa dulu sempat menjadi korban bullying karena bentuk tubuhnya.
“Dulu berat badan saya sampai 85 kilogram,” kenangnya.
Pengalaman pahit itu justru menjadi titik balik dalam hidup
Dari sanalah muncul motivasi untuk berubah dan menjaga kesehatan, bukan hanya demi penampilan, tetapi juga demi kepercayaan diri dan kebahagiaan diri sendiri.
“Saya mulai rutin olahraga seperti renang dan lari, dan dari situ saya belajar bahwa perubahan dimulai dari kemauan,” ujarnya. Kini, olahraga menjadi hobi sekaligus gaya hidup yang melekat pada dirinya.
Dindin memandang hidup sebagai rangkaian proses yang tak selalu mudah, namun penuh makna.
“Pengalaman paling berkesan bagi saya adalah setiap proses dan hasil yang saya usahakan bisa tercapai,” tuturnya. Ia pernah mengalami banyak kegagalan, namun tetap percaya bahwa semua sudah diatur oleh Tuhan.
“Saya yakin dengan takdir dan rezeki, Allah sudah mengatur segalanya. Tugas kita hanya berusaha dan percaya,” katanya dengan mantap. Filosofi itu yang membuatnya tetap tenang menghadapi setiap ujian dan bersyukur atas setiap pencapaian.
Bicara soal prestasi, Dindin memiliki deretan pengalaman yang membanggakan. Perjalanannya di dunia pageant dimulai ketika ia berhasil menjadi Jajaka Budaya Jawa Barat Kewes 2023 dalam ajang Pasanggiri Wanoja Jajaka Jawa Barat.
Setelah itu, ia terus mengukir prestasi: Duta Kampus Universitas Pasundan 2024, dan kini menjadi Finalis Mojang Jajaka Kabupaten Bandung 2025.
“Awalnya saya nggak menyangka bisa sampai sejauh ini. Semua berawal dari keberanian untuk mencoba dan keinginan untuk menunjukkan bahwa perubahan itu mungkin,” ungkapnya.
Prestasi dan Relasi
Selain berprestasi di bidang akademik dan budaya, Dindin juga aktif di dunia freelance modeling sejak 2021.
Ia sering terlibat dalam photoshoot dan catwalk, baik untuk acara kampus maupun proyek profesional.
Aktivitas ini bukan hanya memperluas relasinya, tapi juga menjadi wadah untuk menyalurkan rasa percaya diri yang dulu pernah terkikis karena perundungan.
“Modeling mengajarkan saya bagaimana menghargai diri sendiri dan tampil percaya diri tanpa perlu menjadi orang lain,” katanya.
Sebagai seorang Jajaka Budaya Jawa Barat, Dindin tak hanya bangga dengan gelarnya, tapi juga memanfaatkannya untuk memberi dampak sosial.
Salah satu program yang ia gagas adalah Wajada Goes to School, sebuah kegiatan advokasi yang bertujuan memperkenalkan tiga zonasi budaya Jawa Barat kepada pelajar SD.
“Sudah empat sekolah yang saya kunjungi, terutama di Kabupaten Bandung dan Bekasi. Senang bisa berbagi pengetahuan tentang kebudayaan lokal sejak dini,” ujarnya dengan antusias.
Program ini menjadi salah satu bentuk nyata dedikasinya dalam melestarikan budaya dan menanamkan nilai kebangsaan kepada generasi muda.
Dalam menjalani hidup, Dindin berpegang pada prinsip yang sederhana tapi dalam maknanya:
“Takdir dan rezeki sudah Tuhan yang ngatur. Kita sebagai manusia hanya menjalankan, dan yang paling penting adalah ikhlas ketika sudah berusaha maksimal.”
Bagi Dindin, keikhlasan adalah kunci ketenangan.
Ia percaya bahwa usaha tanpa pamrih akan selalu membawa hasil terbaik pada waktunya.
Ke depan, Dindin punya cita-cita mulia: menjadi seorang PNS dan guru profesional, sesuai dengan bidang yang sedang ia tekuni di PGSD.
“Saya ingin jadi orang yang bermanfaat bagi orang di sekitar saya,” ucapnya.
Bagi Dindin, menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati untuk membimbing dan menginspirasi generasi penerus bangsa.
Dari kisah perjuangan menurunkan berat badan, menghadapi perundungan, hingga meraih berbagai prestasi bergengsi, Dindin Kodar menunjukkan bahwa perubahan sejati lahir dari keberanian untuk memulai dan ketulusan untuk terus berproses. Ia adalah contoh nyata bahwa keyakinan, kerja keras, dan keikhlasan bisa mengubah luka menjadi kekuatan. (tiwi)












