www.pasjabar.com — Ketua Komisi Yudisial (KY) Amzulian Rifai menegaskan pentingnya peran media sebagai mitra strategis dalam menjaga transparansi dan mengawal integritas peradilan di Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat membuka Media Gathering Sinergisitas KY dan Media Massa: Refleksi Dua Dekade Menjaga dan Menegakkan Integritas Hakim di Bandung, Jumat (14/11/2025).
Dalam kesempatan itu, Amzulian menekankan bahwa keberhasilan KY selama 20 tahun terakhir tidak lepas dari kontribusi aktif media dalam menyuarakan isu-isu terkait keadilan dan kepercayaan publik.
Peran Media Disebut Jadi Energi Besar bagi Komisi Yudisial
Dalam sambutannya, Amzulian Rifai menyebut media bukan hanya sekadar penyampai informasi, tetapi juga penggerak kesadaran publik mengenai pentingnya integritas lembaga peradilan.
“Sinergi dengan rekan-rekan media adalah energi besar bagi KY. Banyak langkah dan capaian kami tersampaikan dengan baik kepada publik berkat dukungan teman-teman media,” ujarnya.
Menurut Amzulian, meningkatnya perhatian masyarakat terhadap isu integritas hakim adalah sinyal positif. Publik semakin kritis dan peduli terhadap kualitas lembaga negara, termasuk lembaga peradilan yang menjadi salah satu pilar demokrasi.
Semakin tingginya ekspektasi publik justru menjadi penyemangat bagi KY untuk terus memperkuat layanan, meningkatkan kualitas tindak lanjut laporan, serta menjaga independensi seleksi calon hakim agung.
Kolaborasi Komisi Yudisial dan Media Dinilai Semakin Solid
Amzulian menyoroti banyaknya temuan dan investigasi etik yang berhasil ditindaklanjuti berkat peran media. Informasi dari jurnalis sering menjadi petunjuk awal terhadap kasus dugaan pelanggaran etik hakim di lapangan.
“Banyak langkah penegakan etik yang berhasil dilakukan berkat perhatian dan kepedulian rekan-rekan media. Kami sangat menghargai itu,” tuturnya.
Ia menilai bahwa kolaborasi antara media dan KY telah membantu menciptakan ruang publik yang lebih sehat, transparan, dan mendorong lembaga peradilan terus berbenah.
Amzulian menegaskan bahwa kerja sama ini harus terus dilanjutkan mengingat tantangan integritas peradilan semakin kompleks di era digital dan keterbukaan informasi.
Refleksi Dua Dekade dan Tantangan ke Depan
Menjelang akhir masa jabatannya, Amzulian Rifai menyampaikan bahwa memperkuat integritas hakim bukanlah pekerjaan yang selesai dalam semalam. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan komitmen dan kolaborasi banyak pihak.
“Dua dekade adalah fondasi yang kuat. Tugas kita sekarang adalah melanjutkannya dengan kolaborasi yang semakin solid. KY tidak bisa berjalan sendiri. Media adalah mitra terpenting dalam menjaga marwah peradilan,” pungkasnya.
Ia menegaskan bahwa reformasi peradilan harus terus bergerak ke arah yang lebih baik—lebih transparan, lebih akuntabel, dan lebih dekat kepada kepentingan publik. (Ave)












