BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Pada Kamis, 4 Desember 2025, pukul 19.30–20.30 WIB, akun Instagram @sindikasi.aksara akan menjadi ruang pertemuan bagi para pembaca dan pecinta sastra perempuan.
Edisi Kamisan Aksara #21 kali ini akan menghadirkan sesi Bedah Buku Antologi Cerpen Perempuan yang Menulis Langit dari Bandung, sebuah karya kolektif yang merekam pengalaman, keresahan, dan kekuatan perempuan melalui cerita-cerita pendek yang tajam dan jujur.
Acara ini akan menghadirkan dua narasumber utama:
Lisa Nurjanah (@jellisefish) dan Foggy FF (@halamanhalimun), dua penulis yang terlibat dalam penyusunan antologi tersebut. Diskusi akan dipandu oleh Nadya Gadzali (@dialektinad), yang dikenal dengan gaya bertuturnya yang reflektif dan dekat dengan audiens.
Lebih dari sekadar bedah buku, Kamisan Aksara edisi ini tumbuh dari konteks sosial yang mendesak. Dalam laporan nasional 2024–2025, Indonesia tengah menghadapi lonjakan signifikan kasus kekerasan terhadap perempuan.
Komnas Perempuan mencatat 445.502 kasus sepanjang 2024, meningkat 9,77% dari tahun sebelumnya. Yang paling mengkhawatirkan adalah kenaikan 40,8% pada Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)—serangan yang hadir lewat ancaman seksual daring, pelecehan di media sosial, penyebaran video intim, eksploitasi seksual, pencurian data dan privasi, hingga penipuan berbasis identitas yang menyasar perempuan dan anak.
Di tengah situasi tersebut, antologi Perempuan yang Menulis Langit dari Bandung menawarkan sesuatu yang berbeda: cerita sebagai ruang aman, ruang pemulihan, sekaligus ruang perlawanan.
Tema-tema yang diangkat para penulis tidak hanya menggambarkan pengalaman perempuan, tetapi juga menjadi cara untuk menegaskan bahwa suara mereka penting, bahkan sangat mendesak, untuk didengar.
Pra-acara ini menjadi undangan terbuka bagi siapa pun yang ingin memahami bagaimana sastra mampu menjembatani pengalaman personal dengan persoalan sosial. Melalui percakapan nanti malam, audiens diajak mengenali bagaimana tulisan dapat menjadi alat menghadapi dunia yang sering tak ramah terhadap perempuan, terutama di ruang digital.
Kamisan Aksara #21 bukan hanya ajang literasi. Ia adalah panggilan untuk hadir, mendengarkan, dan menyimak bahwa dari kota Bandung, ada perempuan-perempuan yang menulis langit, menyusun kisah, dan menegaskan bahwa suara mereka tidak akan hilang begitu saja. (tiwi)












