BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Menjelang puncak libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan skema khusus untuk melayani masyarakat. Selain fokus pada pengamanan ibadah, Kemenag Jabar menghadirkan inovasi pelayanan publik berupa Masjid Ramah Pemudik Kemenag Jabar.
Sebanyak 208 masjid yang tersebar di 27 kabupaten/kota telah dipersiapkan sebagai titik singgah (rest area) bagi para pelancong dan pemudik.
Langkah ini diambil untuk memastikan arus pergerakan masyarakat selama akhir tahun berjalan lancar, aman, dan tenteram.
Program ini sekaligus menunjukkan peran masjid yang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pelayanan sosial bagi masyarakat luas yang tengah dalam perjalanan lintas wilayah Jawa Barat.
Fasilitas Lengkap Masjid Ramah Pemudik di Jalur Pantura dan Jalur Selatan
Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Jabar, Mohammad Ali Abdul Latif, menegaskan bahwa penempatan Masjid Ramah Pemudik Kemenag Jabar dilakukan secara strategis.
Titik-titik masjid ini berada di sepanjang jalur utama mudik, seperti Jalur Pantura yang padat, Jalur Selatan, hingga kawasan-kawasan wisata yang diprediksi akan mengalami lonjakan pengunjung.
Setiap masjid ramah pemudik ini telah dilengkapi dengan fasilitas dasar yang memadai untuk melepas lelah.
“Masjid-masjid tersebut dilengkapi fasilitas seperti tempat istirahat yang nyaman, toilet yang bersih, serta ketersediaan air bersih yang cukup. Masyarakat lintas agama pun dipersilakan memanfaatkan fasilitas ini selama perjalanan mereka,” ujar Ali pada Senin (22/12/2025).
Koordinasi Ibadah Natal di Ratusan Gereja Jawa Barat
Selain urusan mudik, Kemenag Jabar juga memastikan pelaksanaan ibadah Natal 2025 berlangsung khidmat dan kondusif.
Koordinasi intensif telah dilakukan dengan Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Kristen dan Katolik di seluruh wilayah Jawa Barat.
Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat ratusan gereja yang akan menggelar misa dan kebaktian bersama jemaatnya.
Tercatat sebanyak 300 gereja Kristen dan 169 gereja Katolik yang menjadi fokus koordinasi pengamanan dan kenyamanan ibadah.
Kemenag berupaya memberikan dukungan penuh agar umat Kristiani dapat melaksanakan ibadah dengan rasa aman.
“Yang utama adalah menjaga harmonisasi dan kerukunan umat beragama, membantu saudara kita agar ibadah mereka berjalan lancar tanpa gangguan,” tambah Ali.
Sinergi Operasi Lilin Lodaya 2025 Bersama Forkopimda
Persiapan matang ini merupakan hasil dari rapat koordinasi lintas instansi dalam bingkai Operasi Lilin Lodaya 2025.
Kanwil Kemenag Jabar bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Polda Jabar, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) lainnya.
Komitmen Kemenag dalam operasi ini adalah memastikan aspek religius dan sosial berjalan beriringan demi keamanan nasional.
Melalui koordinasi ini, setiap potensi gangguan keamanan di titik-titik keramaian, termasuk gereja dan objek wisata, akan dipantau secara ketat.
Kemenag berperan dalam memberikan edukasi kepada tokoh agama dan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat merusak kedamaian perayaan akhir tahun.
Mewujudkan Jawa Barat yang Toleran Melalui Masjid Ramah Pemudik
Menutup keterangannya, Mohammad Ali Abdul Latif mengimbau seluruh warga Jawa Barat untuk tetap mengedepankan sikap toleransi.
Perayaan akhir tahun diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan antarumat beragama di Tanah Pasundan.
Semangat “Silih Asah, Silih Asih, dan Silih Asuh” harus menjadi pedoman dalam berinteraksi di tengah keberagaman.
Dengan adanya Masjid Ramah Pemudik Kemenag Jabar dan pengawalan ibadah Natal yang ketat, diharapkan Jawa Barat menjadi contoh wilayah yang damai dalam merayakan perbedaan.
“Mari kita rayakan tahun baru dengan damai dan tenteram, menjadikan Jawa Barat wilayah yang aman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya.
(Ave)









