WWW.PASJABAR.COM — Silvio Escobar, pemain naturalisasi ini sangat terheran-heran dengan Indonesia, dan akhirnya memilih menjadi mualaf. Ia pun memberanikan diri berkhitan, walaupun sempat diliputi rasa malu.
Dia sosok pemain yang berasal dari Paraguay, terlahir dari keluarga besar Katolik.
Kabarnya, sudah mantap memutuskan menjadi pemain bola mualaf di Indonesia. Keputusan yang diambil, setelah mengenal kultur dan sosial Indonesia.
Silvio Escobar memiliki perjalanan karir yang menarik. Akrab disapa Escobar ini, pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 2014 dengan bergabung bersama Persepam Madura.
Kala itu, Silvio Escobar mengaku sama sekali tidak memiliki bayangan tentang seperti apa Indonesia.
“Itu sebenarnya sedikit lucu ya. Saya datang dan teken kontrak bersama tim Liga 2 di Paraguay. Habis teken kontrak, saya balik ke rumah,” katanya menjelaskan.
“Sebelum sampai rumah, bosnya (klub itu) telepon lagi. Terus dia tawarin saya ke Indonesia,” kenang Silvio Escobar di YouTube Sportcast 77, dikutip Selasa (12/11/2024).
Mendengar kabar baik itu, tanpa berpikir lama langsung Escobar menerima tawaran tersebut.
Dalam ceritanya, ia belum mengetahui tim mana yang akan dibelanya. Sungguh membuatnya terheran.
“Tidak dikasih tahu klubnya apa. Terus beli tiket dan tiga hari lagi berangkat. Padahal saya tidak tahu Indonesia di mana,” terang Escobar.
Sehubungan dengan itu, Escobar mencari tahu tentang Indonesia. Dia mencari informasi dari temannya yang sudah berkarir di Indonesia.
“Kemudian saya cari informasi, ada teman yang main di Indonesia Alfredo Cano. Dia bilang ‘jangan ke sini, situasi tidak bagus. Mereka ambil kamu disuruh main tarkam’,” kata Escobar menirukan Cano.
Usai mencari tahu dan teken kontrak. Setelah bermain di Indonesia, Escobar justru jatuh cinta dengan Indonesia.
Hal yang membuatnya terhipnotis karena keramahan masyarakat, dan kultur sepak bola yang kuat membuatnya betah tinggal di sini.
Bermain tarkam untuk peratama kali
Bahkan setelah di Indonesia juga pertama kali, Pemain naturalisasi ini mengenal tarkam.
Dia sempat beberapa kali main dan mendapatkan penghasilan.
“Tarkam pertama kali dibayar Rp 1,5 juta sekali pertandingan. Main pertama kali di Tangerang dan seru. Cuma di Indonesia ada tarkam, di luar negeri gak ada,” ungkapnya.
Jalan sendiri ke klinik untuk disunat
Kurang lebih setahun bermain di Indonesia, hal mengejutkan pun terjadi, Escobar yang dibesarkan dalam keluarga Katolik di Paraguay. Akhirnya, memutuskan untuk mualaf pada tahun 2015.
Menurutnya, keputusan ini diambil setelah lama berinteraksi dengan rekan-rekan muslim di timnya.
Bahkan hal yang paling menarik hingga buat Escobar harus berani datang sendiri untuk sunat atau khitanan.
Setelah melalui berbagai proses, Escobar resmi menjadi WNI pada tahun 2020.
Ia membuktikan cintanya dengan mengajukan diri menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
“Jumat pagi saya bangun, saya sendiri jalan untuk sunat. Saya datang di Klinik, saya masuk,” katanya lagi.
“Semua suster di situ malu sekali. Tapi ya sudah masuk ya sudah. Terbuka saja,” cerita Escobar sambil tertawa.