BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyatakan harapannya agar West Java Energy Forum atau WJEF 2024 dapat menjadikan Jawa Barat sebagai pionir inovasi energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pernyataan ini disampaikan saat membuka acara WJEF 2024 di Hotel Pullman, Bandung, pada Kamis (21/11/2024).
Bey menegaskan komitmen Pemprov Jawa Barat untuk mendukung pembangunan hijau (green development) sebagai bagian dari upaya menyukseskan visi Indonesia Emas 2045.
Langkah ini dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor baik di tingkat daerah, nasional, maupun global.
“Kami menyiapkan proyek-proyek hijau potensial dengan kriteria teknis dan administratif yang matang untuk mempercepat transisi energi di Jawa Barat,” ujar Bey.
Dengan potensi EBT sebesar 192 GW yang mencakup energi angin, air, panas bumi, matahari, biomassa, dan biogas, Jawa Barat dinilai memiliki peluang besar untuk memimpin transisi energi di Indonesia.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pada forum tersebut, sebagai langkah konkret, WJEF 2024 memberikan bantuan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap kepada tujuh SMA/SMK di Jawa Barat.
Bey menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengurangi beban biaya operasional sekolah sekaligus meningkatkan kesadaran siswa terhadap manfaat EBT.
“PLTS atap ini bukan hanya membantu menurunkan biaya operasional, tetapi juga memberikan pembelajaran langsung kepada siswa mengenai pemanfaatan energi terbarukan,” tambahnya.
Bey juga berharap keberadaan PLTS atap dapat menarik perhatian perusahaan untuk berkontribusi melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Sekaligus mendorong pembangunan lingkungan yang ramah dan berkelanjutan.
Ketua DPRD Jawa Barat, Buky Wibawa, menyambut positif program ini dan menegaskan dukungan DPRD melalui kebijakan dan pengawasan.
Ia berharap Jawa Barat menjadi pelopor dalam sektor EBT.
“DPRD mendukung penuh program EBT ini, terutama dari aspek kebijakan anggaran dan pengawasannya,” kata Buky.
Proyek PLTS atap tersebut memerlukan anggaran sekitar Rp700 juta hingga Rp1 miliar untuk setiap sekolah. Tujuh sekolah yang menerima bantuan adalah:
- SMAN 1 Cianjur
- SMKN 2 Bogor
- SMKN 1 Purwakarta
- SMKN 1 Cimahi
- SMKN 1 Garut
- SMKN 2 Tasikmalaya
- SMKN 1 Cirebon. (*/han)