BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dunia pendidikan Indonesia mendapatkan tambahan referensi yang berharga melalui hadirnya buku Menjadi Guru Ala Nabi: Cara Islam Mendidik dan Melahirkan Generasi Hebat.
Buku ini disusun oleh tim penulis yang dikoordinasikan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Buku ini menjadi pedoman penting bagi para guru, ustadz, mudarris, dan tenaga pendidik lainnya untuk meneladani metode Nabi Muhammad SAW.
Dalam mencetak generasi yang cerdas secara intelektual, serta kuat dalam karakter dan spiritualitas.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyambut baik terbitnya buku ini dan memberikan apresiasi.
“Karya ini tidak hanya menawarkan pemahaman mendalam tentang peran guru dalam Islam, tetapi juga mengajarkan bagaimana metode Nabi Muhammad saw dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya pada Malam Puncak Peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, dilansir dari kemenag.go.id.
Menurut Menag, Nabi Muhammad SAW adalah sosok paripurna dalam mendidik dan harus diteladani. “
Berkat kepiawaian Nabi dalam mendidik, lahir generasi sahabat yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia. Mereka menjadi bukti nyata keberhasilan pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan pembentukan karakter,” jelasnya.
Nasaruddin menilai bahwa buku ini menyajikan materi yang menarik. Karena mengajak pembaca untuk memahami lebih dalam tentang pendidikan dalam perspektif Al-Quran.
Serta bagaimana metode pembelajaran yang digunakan oleh Rasulullah saw mampu mencetak generasi yang tangguh.
“Buku yang bagus, setiap bab dalam buku ini membahas aspek penting dari proses mendidik yang islami berdasarkan Al-Quran, tugas Nabi sebagai guru.
Hingga bagaimana cara mengajar dan membentuk karakter seperti yang diajarkan oleh Nabi,” tuturnya.
Menag berharap agar buku ini menjadi referensi penting dalam pengembangan pendidikan Islami dan menjadi pedoman bagi setiap pendidik di Indonesia untuk melahirkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, dan beriman.
Pendidikan Islam ala Nabi itu Penting
Sementara itu, Abu Rokhmad, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, menekankan bahwa pendidikan ala Nabi sangat berkaitan dengan kerja sama.
Tentunya antara guru, siswa, orang tua, dan komunitas dalam menciptakan budaya belajar yang produktif.
“Pendidikan yang efektif membutuhkan sinergi semua pihak agar bisa menghasilkan generasi yang inovatif dan kolaboratif,” ujarnya.
Ia juga menyoroti keistimewaan buku ini yang mengangkat pengalaman terbaik dalam pendidikan Islami, termasuk inspirasi dari tokoh-tokoh besar Indonesia seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan, yang telah memperkaya sistem pendidikan Indonesia.
Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar, menambahkan bahwa jika setiap lembaga pendidikan memiliki setidaknya 20% guru yang mampu meneladani Nabi Muhammad SAW, ini akan menjadi titik awal lahirnya sumber daya manusia unggul yang kreatif, cerdas, terampil, dan berakhlak mulia.
“Karena itu kami berharap buku ini dapat menginspirasi para guru untuk tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pendidik yang membimbing dengan kasih sayang dan nilai-nilai Islami,” ungkapnya.
Buku Menjadi Guru Ala Nabi diluncurkan oleh Menteri Agama pada “Gurunesia: Malam Puncak Hari Guru 2024” di Jakarta, pada 28 November 2024.
Sebelumnya, buku ini telah dibedah di tempat yang sama dengan menghadirkan Faried F. Saenong, Stafsus Menag dan dosen UIII, serta Ulinnuha, dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta. (han)