BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Untuk memperkuat peran perempuan di era modern, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri PERSIS (PP IPPi PERSIS) menggelar seminar edukasi untuk perempuan.
Kegiatan seminar edukasi perempuan bertajuk “Women’s Education” ini diselenggarakan pada 27 Desember 2024 di Travello Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat.
Acara berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh sejumlah tokoh Persis, yang terdiri dari Otonom Persis, demisioner Ikatan Pelajar Putri Persis, para delegasi dari seluruh sekolah dan pesantren Persis Bandung Raya, serta ratusan kader Ikatan Pelajar Putri Persis (IPPi Persis) dari seluruh Indonesia.
Kegiatan Women’s Education ini mendapat dukungan besar dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI).
Tema yang diusung dalam acara ini adalah “Pemberdayaan Perempuan: Pelajar Unggul untuk Bangsa yang Berkelanjutan.”
Ketua Pelaksana, Laila Nazmi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk pemberdayaan perempuan dengan memperkuat peran perempuan dalam mencapai kesetaraan dan keberlanjutan.
Kegiatan tersebut diisi dengan Forum Group Discussion (FGD), seminar, talkshow, serta demonstrasi keterampilan.
Cetak Perempuan Unggul
Zihan Siti Nurhaliza, selaku Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Persis, dalam sambutannya menyatakan bahwa Women’s Education merupakan wujud upaya untuk mencetak pelajar perempuan unggul hari ini sebagai pemimpin masa depan yang akan memperjuangkan perubahan positif.
“Kegiatan ini tidak hanya direalisasikan dalam waktu dua hari ke depan, tetapi juga akan dilaksanakan secara berkelanjutan melalui kelas-kelas khusus, seperti jurnalistik, pemberdayaan ekonomi, serta kelas peningkatan intelektual pelajar putri PERSIS. Tujuannya adalah menciptakan dampak yang bermakna dan bermanfaat. Bagi Ikatan Pelajar Putri Persis secara khusus serta umat dan masyarakat pada umumnya,” ujar Zihan.
Di samping itu, Lela Sa’adah, selaku Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Organisasi PERSISTRI, dalam sambutannya memaparkan wujud pemberdayaan perempuan.
Ia menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan tidak hanya terkait dengan memperjuangkan kesetaraan gender.
Tetapi juga merupakan upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dalam pembangunan bangsa.
“Peningkatan kualitas hidup tersebut mencakup memperjuangkan akses pendidikan yang layak, edukasi kesehatan reproduksi, partisipasi politik, serta jaminan hukum. Terutama di tengah maraknya kasus yang menimpa perempuan belakangan ini,” ujarnya.
Lamlam Pahala, selaku Koordinator Tenaga Ahli Menteri dan Wakil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Di akhir sambutannya, ia menegaskan bahwa untuk membangun pelajar yang unggul. Setiap pelajar perlu mengubah hobi menjadi tanggung jawab, lalu mengembangkan keahlian secara spesifik.
Keahlian tersebut kemudian dapat dikristalisasi agar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas. (fal)