BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Manajemen paket wisata yang baik merupakan kunci sukses dalam industri pariwisata seperti di Desa Sugihmukti.
Bisnis wisata dapat mengalami kebuntuan manakala tidak dikelola dengan baik, termasuk manajemen sumber daya, anggaran, hingga kepuasan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tim pengabdian masyarakat (abdimas) Telkom University (Tel-U) bekerja sama dengan pengelola wisata Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, menggelar pelatihan penyusunan anggaran untuk promosi desa wisata sebagai upaya memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
“Desa Sugihmukti memiliki potensi wisata yang sangat beragam. Nah, ini wajib kita kembangkan menjadi paket bisnis wisata yang baik terutama dari pengelolaan anggaran untuk promosi. Perancangan biaya promosi wisata menjadi dasar bagi keberlanjutan bisnis ke depannya,“ ujar ketua tim abdimas, Dr. Nora Amelda Rizal, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University, kemarin.
Desa Sugihmukti, lanjut Nora, menawarkan begitu banyak potensi wisata. Mulai dari alamnya yang indah, kekayaan jenis burung, keberadaan penjaga leuweung (hutan), pencak silat, sisingaan, domba uget, seni bedug, tracking, dan perkebunan kopi juga stroberi.
Dengan manajemen paket wisata yang efisien dapat membantu desa wisata Sugihmukti terhindar dari kesalahan umum. Seperti pemborosan biaya, kekurangan sumber daya, dan ketidakpuasan pelanggan.
Selain Nora, hadir pula dua dosen lainnya yakni Dr. Dini Wahjoe Hapsari dan Dr. Hosam Alden Riyadh memberikan materi seputar penyusunan anggaran untuk promosi desa wisata yang digelar pada Selasa, 30 Juli 2024 tersebut.
Belasan peserta mendapatkan ilmu tentang strategi bagaimana cara menyusun anggaran. Untuk menentukan harga jual setiap paket wisata, menentukan biaya, dan mengidentifikasi biaya.
Permasalahan
Sebelumnya tim abdimas beserta mahasiswa melakukan prasurvei ke Desa Sugihmukti dan mendapat permasalahan.
Dimana pelaku desa wisata belum bisa menentukan biaya untuk setiap paket wisata yang dimiliki.
Belum mengetahui bagaimana perhitungan profit sharing, belum melakukan pembukuan yang baik, dan belum paham membuat perjanjian bisnis.
“Sehingga kami merasa perlu memberikan materi mengenai pengelolaan anggaran, operasional, biaya investasi, dan bagaimana pentingnya melakukan promosi serta menghitung laba bersih dalam menentukan profit sharing paket wisata,“ tambah pemateri lainnya, Dr. Hosam Alden Riyadh.
Untuk memastikan kepuasan atas pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, tim abdimas Tel-U pun melakukan survei tingkat kepuasan peserta terhadap acara pengabdian masyarakat tersebut.
Hasilnya seluruh pelaku wisata setuju lebih dari 90% atas isi materi dan pelaksanaan kegiatan. Dan memberikan keyakinan bahwa materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan para peserta.
Selain itu, hal yang sama juga ditunjukkan dengan hasil 100% sangat setuju untuk melanjutkan materi ini. Dan menunjukkan bahwa para peserta menginginkan materi ini berlanjut di masa yang akan datang. (fal)