WWW.PASJABAR.COM — Koran Israel Haaretz mengungkap temuan mengejutkan terkait bot berbasis kecerdasan buatan (bot AI) yang dikembangkan untuk menyebarkan propaganda pro-Israel di dunia maya.
Alih-alih mendukung narasi yang mendukung kepentingan Israel, bot tersebut justru menyuarakan pesan anti-Israel.
Bot AI tersebut juga melancarkan kritik terhadap pemerintah Israel dan menunjukan simpati terhadap warga Palestina.
Fakta Mengenai FactFinderAI yang Menjadi Sorotan
Menurut investigasi Haaretz, bot yang disebut FactFinderAI merupakan salah satu teknologi ‘hasbara’.
Hasbara adalah proyek propaganda global Israel yang bermunculan sejak perang terhadap Palestina dimulai.
Pemerintah Israel telah menggelontorkan jutaan dolar untuk pengembangan teknologi berbasis AI sejak awal 2024 guna memerangi narasi anti-Israel di media sosial.
Meski begitu, belum ada konfirmasi apakah FactFinderAI secara resmi didanai pemerintah atau dikembangkan secara independen oleh aktivis pro-Israel.
The Cradle melaporkan pada Selasa (4/2/2025), bot tersebut tidak hanya gagal menjalankan fungsinya tetapi juga menyebarkan informasi yang bertolak belakang dengan tujuan awal pembuatannya.
Narasi Anti-Israel dan Simpati pada Palestina
Alih-alih memperkuat propaganda Israel, FactFinderAI justru menyangkal klaim pembunuhan warga Israel oleh Hamas pada serangan 7 Oktober 2023.
Saat itu, Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa, yang kemudian menjadi dalih Israel untuk melancarkan perang besar selama 471 hari di Gaza.
Lebih mengejutkan lagi, bot ini menyalahkan Israel atas upaya Amerika Serikat untuk melarang TikTok serta mengarahkan pengguna untuk mendukung badan amal Palestina yang membantu warga Gaza.
Dalam beberapa kesempatan, bot tersebut bahkan secara terbuka mengkritik akun resmi pemerintah Israel di X (Twitter) dan tokoh-tokoh pro-Israel.
Dampak Tak Terduga Bot AI pada Narasi Pro-Israel
Menurut laporan organisasi pengawas disinformasi Israel, FakeReporter, konten yang dihasilkan FactFinderAI tidak dapat diprediksi dan sering kali merusak upaya propaganda Israel.
“Dalam beberapa kasus, bot bahkan menantang pengguna yang pro-Israel, berulang kali menegur serta mengkritik akun resmi Israel,” kata laporan tersebut.
Situasi ini menjadi kerugian besar bagi pemerintah Israel yang semakin bergantung pada teknologi AI untuk mempengaruhi opini publik internasional.