
Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si., Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan (Ekonomi Islam dalam Buku Wawasan Islam)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Tujuan ekonomi Islam merujuk pada ayat-ayat Al-Quran sebagai berikut.
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21] : 107)
“Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan untukmu, agar kamu dapat memakan daripadanya daging (ikan) yang segar, dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl [16] : 14)
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai suatu rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Al-Jatsiyah [45] : 13)
“Apa saja harta rampasan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota, maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (Q.S. Al-Hasyr [59] : 7)
Berdasarkan ayat-ayat Al-Ouran di atas, dapat disimpulkan tujuan ekonomi Islam sebagai berikut.
- Mewujudkan ekonomi umat yang makmur dengan cara melaksanakan produksi barang dan jasa dengan kuantitas dan kualitas yang cukup, guna memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani dan menumbuhkan kesejahteraan duniawi dan ukhrawi secara serasi dan seimbang.
- Mewujudkan kehidupan ekonomi umat yang adil dan merata dengan jalan melaksanakan distribusi barang, jasa, kesempatan, kekuasaan, dan pendapatan masyarakat secara jujur dan terarah, serta selatu meningkatkan keadilan dan pemerataannya.
- Mewujudkan kehidupan ekonomi umat yang serasi, bersatu, damai, dan maju, dalam suasana kekeluargaan sesama umat, dengan jalan menghilangkan nafsu untuk menguasai dan menumpuk-numpuk harta.
- Mewujudkan kehidupan ekonomi umat yang menjamin kemerdekaan, baik dalam memilih jenis barang dan jasa maupun memilih sistem distribusi sehingga tingkat partisipasi masyarakat dapat dikerahkan secara maksimal serta meniadakan penguasaan berlebihan dari sekelompok masyarakat dan menumbuhkan sikap kebersamaan.
- Mewujudkan kehidupan ekonomi yang tidak menimbulkan kerusakan di bumi. Sehingga kelestarian alam dapat terpelihara, baik alam fisik, kultural, sosial maupun spiritual.
- Mewujudkan kehidupan ekonomi yang mandiri tanpa kebergantungan pada kelompok masyarakat lain. (han)