BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Disney akan merilis adaptasi live action dari kisah legendaris Snow White pada 21 Maret 2025.
Film ini masih mengangkat kisah seorang putri yang tertidur akibat apel beracun. Tetapi dengan sejumlah perubahan dibandingkan versi klasiknya.
Sebelum tayang, film ini sudah menarik perhatian publik. Bahkan menuai kontroversi hingga muncul seruan boikot dari beberapa pihak.
Pemilihan Rachel Zegler sebagai Snow White Menuai Perdebatan
Disney menunjuk Rachel Zegler sebagai pemeran utama, tetapi keputusan ini mendapat reaksi beragam.
Beberapa pihak mengkritik bahwa Rachel, yang berdarah Kolombia dan Polandia, dianggap kurang sesuai memerankan karakter Snow White, yang dalam versi klasik digambarkan memiliki kulit seputih salju.
Kontroversi serupa pernah terjadi sebelumnya, seperti saat Halle Bailey terpilih sebagai Ariel dalam The Little Mermaid (2023).
Kurcaci dalam Film Dihadirkan dengan CGI
Salah satu perubahan besar dalam film ini adalah penggunaan teknologi CGI untuk menggambarkan tujuh kurcaci.
Disney menyatakan bahwa dalam versi live action, mereka akan ditampilkan sebagai makhluk Ajaib. Bukan manusia kecil seperti dalam kisah aslinya.
Meskipun nama karakter seperti Bashful, Doc, Dopey, Grumpy, Happy, Sleepy, dan Sneezy tetap dipertahankan, banyak penggemar yang mengharapkan penggunaan aktor manusia.
Selain itu, Disney juga mengubah judul asli “Snow White and the Seven Dwarfs” menjadi hanya “Snow White”.
Latar Belakang Politik Pemain Jadi Sorotan
Dua pemeran utama, Rachel Zegler dan Gal Gadot, juga menjadi perbincangan karena pandangan politik mereka.
- Gal Gadot, yang berperan sebagai Evil Queen, dikenal mendukung Israel.
- Rachel Zegler, sebaliknya, secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan menyerukan gencatan senjata sejak 2021. Bahkan, ketika trailer Snow White dirilis, Rachel tetap menyelipkan pesan mengenai pembebasan Palestina.
Pernyataan Rachel Zegler yang Dikritik
Saat mempromosikan film ini, Rachel Zegler sempat membuat pernyataan kontroversial terkait versi animasi princess Disney satu ini.
Dalam wawancara dengan Forbes, ia menyebut bahwa cerita Snow White sudah tidak relevan dengan zaman modern.
“Dia tidak akan bermimpi tentang cinta sejati, dia bermimpi untuk menjadi pemimpin yang dia tahu dia bisa,” ujar Rachel.
Selain itu, dalam sesi wawancara bersama D23 Expo, Rachel menilai adegan di mana pangeran membangunkan Snow White dengan ciuman bisa dianggap sebagai tindakan penguntitan. Sehingga adegan ini tidak akan dimasukkan dalam versi live action.
Dengan berbagai perubahan dan kontroversi yang mengiringinya, publik menantikan bagaimana film ini akan diterima saat rilis nanti. (han)