www.pasjabar.com — Pemberian jam tangan mewah merek Rolex oleh Presiden RI Prabowo Subianto kepada pemain Timnas Indonesia menuai sorotan publik. Hadiah ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan Timnas melaju ke ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Namun, langkah ini memicu perdebatan antara dukungan dan kritik dari masyarakat serta kalangan atlet.
Momen pemberian hadiah berlangsung di kediaman pribadi Presiden Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta. Para pemain menerima goodie bag berisi jam tangan Rolex, yang diperkirakan bernilai antara Rp190 juta hingga Rp250 juta per unit. Mereka tampak antusias dan mengabadikan momen tersebut, salah satunya dibagikan oleh Justin Hubner lewat media sosial.
Lindswell Kwok Soroti Ketimpangan Fasilitas Atlet
Kritik tajam datang dari mantan atlet wushu nasional, Lindswell Kwok. Lewat unggahan di Instagram, “Ratu Wushu” Indonesia itu menyatakan bahwa perhatian pemerintah terhadap cabang olahraga lain masih jauh dari kata adil. Ia menyoroti ketimpangan perlakuan pemerintah terhadap atlet-atlet non-sepak bola yang juga berprestasi.
Lindswell mengungkap kasus pemulangan atlet wushu junior secara sepihak melalui Zoom, setelah mereka berbulan-bulan menjalani pelatnas dan mengorbankan pendidikan. Ia menilai bahwa penghargaan seharusnya tidak memandang popularitas cabang olahraga, melainkan prestasi dan kontribusi atlet terhadap bangsa.
Ernest Prakasa dan Warganet Pertanyakan Sumber Dana
Komika dan pemerhati sosial Ernest Prakasa juga turut angkat bicara. Lewat akun X (dulu Twitter), Ernest mempertanyakan sumber dana pemberian Rolex tersebut, mengingat pemerintah tengah menggaungkan efisiensi anggaran. Komentarnya pun viral dan menjadi pemicu diskusi hangat di media sosial.
Beberapa warganet mendukung pandangan Ernest, dengan menyatakan bahwa kritik bukan ditujukan pada atlet Timnas, melainkan kepada ketidakadilan sistem. Mereka menuntut transparansi anggaran dan perlakuan setara bagi atlet dari berbagai cabang olahraga lain seperti wushu, panjat tebing, dan angkat besi.
Pemerintah Diminta Lebih Adil dalam Mengapresiasi Atlet
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa pertemuan dengan pemain Timnas bukan agenda resmi negara, melainkan inisiatif pribadi Presiden sebagai bentuk kekeluargaan. Meski begitu, kritik terhadap pemberian hadiah mewah tetap mengemuka, terutama di kalangan atlet yang merasa terpinggirkan.
Publik berharap pemerintah ke depan dapat lebih adil dalam memberikan apresiasi, tanpa memandang seberapa populer cabang olahraga tersebut. Semua atlet yang mengharumkan nama bangsa layak mendapat penghargaan dan fasilitas yang setimpal.









