CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM – Seiring meningkatnya aktivitas Sesar Lembang dalam tiga bulan terakhir, Pemerintah Kota Cimahi menggelar simulasi gempa bumi di RW 05, Kelurahan Cigugur Tengah, Rabu (1/10/2025).
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi gempa besar yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Dalam simulasi, suasana panik diperagakan warga ketika guncangan gempa mengguncang pemukiman. Warga berhamburan keluar rumah, kemudian diarahkan oleh petugas menuju lapangan terbuka untuk menghindari bahaya reruntuhan bangunan.
Adegan tersebut menggambarkan langkah penyelamatan diri yang harus dilakukan ketika gempa melanda.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Bandung Raya telah empat kali diguncang gempa akibat aktivitas Sesar Lembang dalam tiga bulan terakhir.
Meski kekuatan gempa relatif kecil, di bawah 3 skala Richter, aktivitas berulang itu meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, menegaskan bahwa Sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif yang berpotensi menimbulkan gempa besar di Jawa Barat.
Menurut para ahli, gempa akibat Sesar Lembang bisa mencapai magnitudo 7 hingga 8, dengan dampak yang cukup luas terhadap permukiman padat di wilayah Cimahi, Bandung, dan sekitarnya.
“Segala kemungkinan bisa terjadi, sehingga perlu kesiapsiagaan warga. Jangan sampai masyarakat panik ketika gempa benar-benar terjadi. Simulasi ini adalah bagian dari upaya untuk melatih warga agar lebih tanggap,” kata Adhitia.
Selain simulasi lapangan, Pemkot Cimahi juga berencana meluncurkan film simulasi gempa bumi sebagai media edukasi. Dengan visualisasi yang lebih mudah dipahami, masyarakat diharapkan dapat mengetahui langkah-langkah penyelamatan diri serta memahami risiko bencana yang ditimbulkan.
Mengenai Sesar Lembang
Sesar Lembang sendiri membentang sepanjang kurang lebih 29 kilometer, mulai dari Gunung Manglayang di Kabupaten Bandung hingga ke Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Catatan sejarah menyebutkan bahwa aktivitas sesar ini pernah menimbulkan gempa signifikan pada masa lalu, dan hingga kini masih aktif bergerak.
Pemerintah Kota Cimahi menegaskan akan terus menggencarkan sosialisasi kebencanaan melalui berbagai jalur, termasuk Posyandu, sekolah, hingga komunitas warga.
Edukasi sejak dini dianggap penting agar warga memiliki pengetahuan dasar dalam menghadapi gempa bumi, mulai dari evakuasi mandiri hingga tindakan pertolongan pertama.
“Harapan kami, seluruh warga memahami apa yang harus dilakukan. Kesiapsiagaan ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian jika bencana terjadi,” tambah Adhitia.
Dengan upaya mitigasi yang terus ditingkatkan, Pemkot Cimahi berharap masyarakat tidak hanya waspada, tetapi juga tangguh menghadapi ancaman gempa yang mungkin dipicu oleh Sesar Lembang. (uby)











