BANDUNG BARAT, WWW.PASJABAR.COM – Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pekerja Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG di Tagog Munding, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mencuci nampan menggunakan air kotor viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, nampan yang biasa digunakan untuk menyajikan makanan bergizi gratis (MBG) terlihat dicuci dengan air berwarna kecokelatan.
Kondisi tersebut jelas jauh dari kata bersih dan higienis, apalagi mengingat nampan digunakan untuk program pemenuhan gizi ribuan penerima manfaat setiap hari.
Setelah dilakukan penelusuran, lokasi kejadian diketahui berada di dapur SPPG yang terletak di Jalan Raya Bandung–Cianjur, kawasan Citatah, Kabupaten Bandung Barat.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) langsung bertindak dengan menutup sementara operasional dapur sejak beberapa hari terakhir untuk dilakukan evaluasi menyeluruh.
Beroperasi Sejak Agustus 2025
SPPG Tagog Munding sendiri mulai beroperasi sejak Agustus 2025 dengan kapasitas distribusi 3.000 porsi MBG setiap harinya. Penutupan sementara ini tentu berdampak pada distribusi makanan bagi penerima manfaat, sekaligus terhadap 40 karyawan yang untuk sementara dirumahkan sambil menunggu perbaikan.
Kepala SPPG Tagog Munding Cipatat, Aldi Rozian, menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang menimbulkan keresahan publik.
Ia menjelaskan, tidak ada unsur kesengajaan dalam penggunaan air kotor tersebut. Menurutnya, air yang digunakan berasal dari aliran bukit yang bercampur lumpur akibat hujan deras pada 30 September 2025. “Air itu hanya sekali dipakai, tetapi memang saat itu kondisinya keruh,” kata Aldi.
Sebagai langkah tindak lanjut, pihak pengelola melakukan sejumlah perbaikan, termasuk pembuatan filter atau penjernih air. Serta pembongkaran tempat pencucian yang sebelumnya terbuat dari tembok untuk diganti dengan fasilitas berbahan stainless steel. Sesuai standar operasional yang telah ditetapkan.
Selain itu, bahan baku makanan yang sudah terlanjur dibeli juga diganti dengan yang lebih segar demi memastikan kualitas dan keamanan pangan tetap terjaga.
Penutupan sementara ini diperkirakan berlangsung beberapa hari hingga seluruh perbaikan selesai dan operasional dapat kembali berjalan normal.
Publik pun berharap evaluasi yang dilakukan tidak hanya sebatas perbaikan fasilitas. Tetapi juga memastikan standar kebersihan dan pengawasan lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang. (uby)












