Cimahi, www.pasjabar.com — Kota Cimahi resmi meluncurkan Happy Plus, sebuah organisasi independen yang mengusung semangat kolaborasi lintas wilayah. Peluncuran tersebut digelar di GOR Sangkuriang, Padasuka, Cimahi Tengah, Minggu (16/11/2025) malam, dan berlangsung meriah dengan pertandingan voli persahabatan antara Melong Allstar vs Padasuka Allstar.
Happy Plus diluncurkan sebagai wadah kolaborasi bagi anak muda untuk menjawab berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kota Cimahi. Organisasi ini hadir dengan visi besar: meningkatkan indeks kebahagiaan warga Cimahi.
Menurut Adhitia, penggagas Happy Plus, organisasinya tidak berada di bawah pemerintah, swasta, atau lembaga tertentu. Justru, Happy Plus hadir sebagai gerakan co-creation mandiri yang fokus pada kerja nyata di lapangan.
Wujudkan Kota Cimahi yang Lebih Inklusif
Dalam penjelasannya, Adhitia menyampaikan bahwa Cimahi membutuhkan ruang kolaborasi yang melibatkan masyarakat luas, terutama generasi muda.
“Tujuan akhirnya apa? Happiness Index. Kita pengin seluruh warga Cimahi bahagia. Kota ini harus terbuka untuk siapa pun—tanpa memandang fisik, agama, suku, atau latar belakang,” ujarnya.
Adhitia menegaskan bahwa Happy Plus berlandaskan empat nilai utama, yaitu:
HAPPY = Hijau, Edukatif, Produktif, Inklusif.
Sebagai kota inklusif, Cimahi diharapkan mampu menjadi tempat ramah bagi difabel, penyintas, hingga kelompok marjinal lainnya. Inilah alasan mengapa Happy Plus ke depan bakal melibatkan banyak kelompok masyarakat rentan dalam setiap aktivitasnya.
Masak Happy Hingga Konser Kesetaraan
Melalui Happy Plus, berbagai agenda besar sudah disiapkan untuk menggugah partisipasi warga. Program pertama adalah “Masak Happy”, sebuah gerakan memasak massal dengan tujuan membantu persoalan stunting dan rawan pangan.
Program ini akan keliling 15 kelurahan dan 312 RW se-Kota Cimahi, sambil berkolaborasi dengan NGO pangan. Mereka akan membeli komoditas pertanian yang harganya sedang jatuh agar petani tetap mendapat pemasukan.
“Kita masak bareng, lalu makanan kita bagikan ke warga. Kita mau jawab masalah stunting, kelaparan, dan ketahanan pangan lewat kolaborasi,” jelas Adhitia.
Program besar lainnya adalah “Konser Kesetaraan”, yang akan digelar pada 7 Desember 2025 di Auditorium Unjani. Konser ini melibatkan siswa Sekolah Rakyat Sentra Abiyoso, teman tuli, teman netra, penyintas, hingga teman difabel lainnya. Sejumlah artis nasional juga dijadwalkan hadir.
Konser Kesetaraan digadang-gadang akan menjadi konser inklusi pertama di Jawa Barat.
Antusiasme Besar Anak Muda Cimahi
Antusiasme generasi muda terhadap Happy Plus sangat tinggi. Ketika pendaftaran volunteer dibuka lewat TikTok, setidaknya lebih dari 250 anak muda langsung mendaftarkan diri.
Adhitia menyebut gerakan ini akan menggunakan metode “Pok Pek Prak”, yaitu langsung mengeksekusi ide positif tanpa menunda-nunda.
Happy Plus juga akan menjadi jembatan kolaborasi antara masyarakat, sektor swasta, dan pemerintah daerah. Mulai dari perbaikan MCK, program sosial, bantuan CSR, hingga pengecatan fasilitas publik menjadi bagian dari misi organisasi ini.
“Apa yang belum bisa dieksekusi pemerintah karena regulasi dan anggaran, akan kita bantu lewat kolaborasi. Kita tidak menunggu lama—langsung bergerak,” tegas Adhitia.
Dengan hadirnya Happy Plus, Cimahi diproyeksikan menuju kota yang lebih inklusif, kreatif, dan bahagia. Gerakan anak muda ini menjadi harapan baru untuk perbaikan sosial di masa depan. (Uby)










