BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Di balik langkahnya yang tenang dan senyumnya yang ramah, Deri Juniar menyimpan perjalanan hidup yang penuh dedikasi.
Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan ini lahir di Bandung, 9 Juni 2003.
Sejak awal kuliah, ia bukan hanya fokus pada akademik, tetapi juga berusaha membangun kontribusi nyata bagi lingkungan sekitarnya, khususnya generasi muda.
Bagi Deri, kolam renang adalah ruang refleksi. Sejak kecil ia sudah ikut les renang, dan kebiasaan itu bukan sekadar hobi, melainkan cara untuk memulihkan energi.
“Berenang membuat saya merasa segar dan fokus. Ritme hidup jadi lebih seimbang,” tuturnya.
Di tengah kesibukan kuliah dan organisasi, air selalu menjadi tempatnya kembali menemukan ketenangan.
Titik balik terbesarnya datang ketika ia terpilih mewakili Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan melaju ke ajang Duta Kampus Universitas Pasundan.
Kesempatan ini membawanya keluar dari zona nyaman.
Ia belajar tampil di publik, membangun relasi, dan mengemban tanggung jawab sebagai representasi kampus.
“Itu bukan hanya soal prestasi, tapi soal pembuktian ke diri sendiri bahwa saya mampu,” ucapnya.
Peran sebagai Duta Kampus kemudian membuka banyak pintu.
Deri berkesempatan mengunjungi berbagai sekolah di Jawa Barat, memperkenalkan UNPAS kepada siswa-siswi yang sedang menentukan arah masa depan mereka.
Ia menyampaikan informasi mengenai program studi, kehidupan kampus, hingga kesempatan pengembangan diri.
“Saya senang ketika melihat mereka jadi lebih yakin dengan pilihan pendidikannya hanya karena mendapatkan informasi yang tepat,” katanya.
Kesibukannya pun tidak berhenti di lingkup kampus.
Deri aktif dalam kegiatan sosial, khususnya edukasi kesehatan. Ia terlibat dalam program edukasi HIV dan AIDS bagi remaja Kota Bandung, termasuk berpartisipasi dalam Posyandu Remaja di Cisurupan.
Ia berbagi informasi kesehatan, membangun kesadaran, dan berupaya menghapus stigma yang sering melingkupi isu HIV/AIDS. Apa yang ia lakukan bukan sekadar kampanye, tetapi bentuk kepedulian yang tumbuh dari empati.
Ada satu kalimat yang terus ia pegang erat dalam perjalanan dirinya:
“Berproses dengan berani, bergerak dengan peduli, dan tumbuh dengan tujuan,” ungkapnya.
Kalimat itu baginya bukan sekadar motto, tetapi fondasi langkah hidup. Setiap hal yang dilakukan Deri, baik akademik, kegiatan kampus, maupun sosial, berangkat dari keberanian mengambil peran dan niat untuk memberi manfaat.
Setelah lulus nanti, Deri bercita-cita berkarier di bidang keuangan atau audit. Namun ia menegaskan bahwa kontribusi sosial bukan sesuatu yang akan ia tinggalkan. Ia ingin terus terlibat dalam pemberdayaan remaja, edukasi masyarakat, dan penguatan informasi publik.
“Saya ingin menjadi pribadi yang bermanfaat, bagi kampus, masyarakat, dan generasi muda yang membutuhkan dukungan dan inspirasi,” ungkapnya.
Karier, prestasi, maupun penghargaan mungkin akan terus bertambah, tetapi ada satu benang merah dalam perjalanan Deri: keberhasilan baginya bukan hanya soal mencapai puncak, melainkan tentang bagaimana setiap langkah membawa arti bagi orang lain. (tiwi)












