www.pasjabar.com — FIFA resmi menolak banding Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) terkait sanksi manipulasi dokumen tujuh pemain naturalisasi. Dalam laporan resmi Komite Banding FIFA, disebutkan bahwa ketujuh pemain itu sebenarnya menyerahkan dokumen asli leluhur mereka. Namun, dokumen tersebut terbukti mengalami perubahan tanpa sepengetahuan para pemain. Skandal ini menjadi salah satu kasus naturalisasi paling serius yang pernah menimpa negara Asia Tenggara.
Para pemain yang terlibat temasuk Facundo Garces dan sejumlah pemain keturunan lainnya mengklaim tidak pernah memeriksa dokumen yang diajukan agen maupun FAM. Mereka berkeyakinan bahwa dokumen tersebut masih dalam bentuk asli saat mereka menyerahkan kepada agen masing-masing.
Dokumen Asli Berbeda dengan Versi FAM: Fakta Makin Menguat
Dalam laporan Komite Banding, FIFA menegaskan bahwa bukti digital berupa chat WhatsApp, foto, serta scan dokumen yang diserahkan para pemain menunjukkan akta kelahiran kakek-nenek mereka tidak pernah mencantumkan Malaysia sebagai tempat kelahiran.
Artinya, tidak ada indikasi bahwa leluhur mereka berasal dari wilayah yang kini menjadi negara Malaysia.
Namun, dokumen yang diserahkan FAM kepada FIFA justru mencantumkan bahwa para leluhur pemain lahir di Malaysia. Perbedaan mencolok inilah yang membuat FIFA yakin bahwa manipulasi dokumen terjadi di tangan FAM atau pihak terkait, bukan para pemain.
Satu pengecualian adalah Gabriel Arrocha, yang menyerahkan dokumen langsung kepada agennya dan tidak mengirim salinan ke FIFA. Namun hal itu tidak mengubah kesimpulan komite banding.
Banding Ditolak: Denda Ratusan Ribu Swiss Franc Tetap Berlaku
Setelah memeriksa keseluruhan bukti, FIFA menolak banding FAM. Artinya, seluruh sanksi yang sebelumnya dijatuhkan bersifat final:
-
Denda untuk FAM: 350 ribu Swiss Franc
-
Tujuh pemain naturalisasi disanksi larangan bermain 12 bulan
-
Masing-masing pemain dikenai denda 2 ribu Swiss Franc
FIFA menilai FAM gagal menjalankan verifikasi dokumen sesuai standar internasional, bahkan justru menyerahkan dokumen yang telah dimodifikasi.
Pelanggaran itu dianggap serius karena berkaitan langsung dengan kriteria eligibilitas pemain untuk membela tim nasional.
Skandal Naturalisasi Malaysia Jadi Sorotan Internasional
Kasus skandal ini menjadi pukulan telak bagi proyek naturalisasi Malaysia yang selama ini dianggap salah satu yang paling agresif di Asia Tenggara.
Banyak pihak mempertanyakan proses due diligence FAM setelah terungkap bahwa klaim leluhur “berdarah Malaysia” sebagian besar hanya berdasarkan desas-desus keluarga, bukan catatan resmi.
FIFA juga menyoroti minimnya verifikasi yang dilakukan FAM sebelum memasukkan pemain-pemain tersebut ke kompetisi internasional.
Situasi ini menempatkan FAM dalam krisis kredibilitas dan menuntut perbaikan besar dalam tata kelola sepak bola negara tersebut.
Sebaliknya, para pemain dipandang sebagai korban karena tidak dilibatkan dalam proses detail verifikasi, dan FIFA tidak menemukan bukti bahwa mereka terlibat dalam manipulasi.
Dengan sanksi yang sudah bersifat final, Malaysia kini harus menata ulang program naturalisasi mereka, sekaligus kehilangan tujuh pemain kunci selama satu tahun ke depan.











