BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Candi Sojiwan kembali menjadi ruang perjumpaan antara kisah masa lalu dan pencarian makna manusia hari ini. Di balik kesunyian batunya, relief-relief Sojiwan menyimpan ajaran yang tak lekang waktu.
Kisah-kisah hewan yang terukir di dinding candi tidak sekadar hiasan, tetapi cermin nilai moral: tentang bagaimana manusia menjaga kerukunan, menumbuhkan kejujuran, memupuk keberanian, merawat kerendahan hati, dan hidup sebagai diri sendiri tanpa topeng. Di tengah arus dunia modern yang bergerak tanpa jeda, pesan-pesan itu terasa kembali mengetuk—halus, tetapi kuat.
Suara yang datang dari masa lampau itulah yang hendak dijawab melalui Diskusi Buku ke-93 Temu Sejarah Indonesia, bertajuk “Pañña Bala Sajiwana: Kekuatan Kebijaksanaan Sojiwan”.
Menghadirkan penulis buku, Ika Dewi Retno Sari, diskusi ini membuka ruang bagi publik untuk memahami bagaimana Candi Sojiwan bukan hanya warisan arsitektur, tetapi juga warisan moral yang berlapis-lapis.
Diskusi akan dipandu oleh Priska Marsila, menghadirkan percakapan mendalam tentang cara membaca relief, menafsir pesan, serta mengaitkannya dengan kehidupan masyarakat masa kini.
Acara ini akan berlangsung pada Kamis, 27 November 2025, pukul 20.00–21.30 WIB melalui Zoom dan terbuka gratis untuk siapa pun yang ingin memperluas wawasan budaya.
Peserta dapat mendaftar melalui WhatsApp ke 0895-3572-55688 dengan format: Daftar Diskusi Buku #93 — Nama — Domisili.
Temu Sejarah Indonesia mengajak masyarakat luas untuk menjadikan diskusi ini sebagai momen refleksi, sebuah kesempatan untuk kembali menyimak pesan kebijaksanaan yang dilahirkan ratusan tahun lalu, namun tetap menyentuh relevansi kehidupan modern.
Informasi lebih lanjut dapat diikuti melalui Instagram @temusejarah. Semoga diskusi ini menjadi jembatan baru antara ilmu pengetahuan, sejarah, dan kesadaran budaya kita sebagai bangsa. (tiwi)












