BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Rumah Sakit AMC di kawasan Cileunyi, Kabupaten Bandung terancam menutup layanan rawat inapnya. Itu karena saat ini pihak rumah sakit kekurangan alat pelindung diri, terutama masker.
Masker sendiri sangat dibutuhkan saat ini oleh pihak rumah sakit sebagai bagian dari kebutuhan utama tim medis. Tapi, untuk mendapatkannya sangat sulit.
Bahkan, RS AMC sudah menutup layanan rawat jalan atau polikliniknya sejak 28 Maret lalu. Hal ini juga diumumkan melalui media sosialnya.
Meski layanan rawat jalan ditutup sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan, pengambilan obat kronis bisa tetap dilakukan. Tapi, pasien atau keluarganya harus memenuhi persyaratan, mulai dari membawa kartu pengambilan obat kronis, surat kontrol, hingga kartu BPJS.
Komisaris Utama RS AMC Dine Mutiara mengatakan penutupan sementara layanan rawat jalan akan berlaku hingga persediaan alat pelindung diri (APD) kembali normal, terutama masker.
Sejauh ini, ia pun mengakui ada bantuan APD dari berbagai pihak meski ada yang tak sesuai standar, terutama sumbangan masker. Tapi, hal itu tetap disyukuri dan dimaksimalkan.
Yang jadi masalah, ketersediaan APD harus ada secara berkala. Jika tidak, hal itu justru akan membahayakan tim medis dan para pekerja di lingkungan rumah sakit yang rawan tertular penyakit.
“Bantuan dari masyarakat itu untuk ‘memperpanjang hidup’, tapi kebutuhan APD ini harus kontinyu,” kata Dine, Kamis (2/4/2020).
Ketua Komite Pencegahan Penyakit Infeksi RS AMC Irma Frimayanti mengatakan juga mengatakan ada cukup banyak bantuan APD yang diberikan masyarakat. Pengumuman yang dilakukan pun membuat masyarakat tergugah.
“Tapi kebanyakan (bantuannya) enggak sesuai spek medis,” ucap Irma.
Ia pun memprediksi APD yang ada hanya bisa cukup hingga 10 hari. Setelah itu, jika APD masih belum tersedia, ada kemungkinan RS AMC akan menutup layanan lain, yaitu rawat inap.
Irma pun berharap bantuan APD, terutama masker bedah dan masker N95 bisa datang dari masyarakat yang tergerak hatinya. Sebab, barang itu menjadi sulit dicari dan harganya naik berkali-kali lipat.
“Harapannya, kalau ada bantuan, difokuskannya ke masker karena ini kebutuhan yang mendesak,” tutur Irma. (ors)