BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sulitnya mendapatkan masker bedah seolah jadi lahan bisnis baru. Sejak sepekan terakhir, penjual masker kain di Kota Bandung tumbuh subur.
Banyak penjual masker kain yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Bahkan, penjual aksesoris gawai yang biasanya mangkal menggunakan mobil juga kini menyediakan masker kain sebagai barang jualannya.
Masyarakat pun akhirnya banyak yang membeli masker kain. Sebab, mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan masker bedah. Kalaupun ada, masker bedah menjadi sangat mahal dibanding biasanya.
Kadinkes Kota Bandung Rita Verita mengatakan masker kain sebenarnya tak seefektif masker bedah. Sebab, secara spesifikasi jelas peruntukkannya.
“Kalau untuk efektivitas, minimal masker bedah (untuk mencegah penularan penyakit),” kata Rita.
Tapi, meski tak terlalu efektif, setidaknya memakai masker kain lebih disarankan daripada tidak memakai masker sama sekali. Apalagi jika warga bepergian ke tempat ramai.
“Karena masker bedah sekarang sulit didapatkan, untuk sementara enggak apa-apa. Ya, daripada tidak memakai sama sekali,” ucap Rita.
Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan mengatakan masker kain ini sebaiknya dipakai orang yang sehat. Sedangkan masker bedah hanya dipakai oleh tim kesehatan, orang sakit, dan orang yang merawat orang sakit.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak memborong masker bedah jika kebetulan menemukannya di tempat penjualan. Orang sehat sebaiknya menahan diri membeli masker bedah dan lebih memprioritaskan membeli masker kain.
Tapi, karena efektivitasnya dalam mencegah penularan penyakit tak seefektif masker bedah, pengguna masker kain bisa menyiasatinya.
“Masker kain ini bisa dipakai oleh masyarakat yang sehat untuk digunakan di tempat umum dan fasilitas lain. Tapi tetap jaga jarak 1-2 meter,” ujar Erlina di channel Youtube BNPB.
Ia pun mengingatkan pentingnya memprioritaskan masker bagi tim kesehatan, orang sakit, dan orang yang merawat orang sakit. Mereka akan sangat rentan tertular dan menularkan penyakit.
“Jadi, mohon masker-masker (bedah) ini disediakan (diprioritaskan) untuk tenaga kesehatan dan orang sakit atau orang sehat tapi merawat orang sakit,” pinta Erlina. (ors)