BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Laboratorium Bio Safety Level 3 (BSL-3) di gedung Lab Sentral Universitas Padjadjaran mulai digunakan untuk menguji sampel COVID-19, Senin (4/5). Untuk pengujian gelombang pertama minggu ini, Lab BSL-3 Unpad menargetkan dapat melakukan pengujian sebanyak 350 sampel.
Penanggung jawab uji COVID-19 Unpad Lidya Chaidir, PhD, menjelaskan, sampel COVID-19 tersebut merupakan sampel rujukan dari sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit. Untuk Senin (4/5) saja, sebanyak 27 sampel yang terdiri atas 7 sampel dari Dinkes Kab. Bandung serta 20 sampel dari RSUD Sumedang telah dilakukan proses pra-analisis berupa pooling sampel serta pengecekan kelengkapan formulir administrasi di Klinik Pratama Akademik Unpad untuk kemudian dilakukan pengujian di Lab BSL-3.
“Fasyankes dan RS yang ingin mengirimkan sampel akan disimpan terlebih dahulu di Klinik Pratama Akademik Unpad,” ujar Lidya, seperti pasjabar kutip dari siaran pers, Unpad, Senin (4/5/2020).
Di Lab BSL-3 tersebut, sampel akan dilakukan ekstraksi RNA kemudian masuk ke dalam tahap Realtime Polymerase Chain Reaction (PCR). Dari tahap ini kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya virus penyebab COVID-19. Proses ekstraksi untuk tahap pertama masih dilakukan secara manual oleh tenaga laboran.
Lebih lanjut Lidya menuturkan, Lab BSL-3 Unpad sendiri terdiri dari 3 fasilitas lab. Untuk gelombang pertama, proses pengujian akan menggunakan satu lab. Hal ini disesuaikan dengan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) serta suplai bahan habis pakai laboratorium yang masih terbatas.
“Jika bantuan operasional datang, kita akan aktifkan lab kedua dan ketiga tetapi tetap dengan cara manual. Idealnya jika satu hari aktivitas kerja tidak ada kendala, kita bisa kalkulasikan setiap satu hari satu lab maksimal bisa menguji 96 sampel,” jelas Lidya.
Lab BSL-3 sendiri sudah memiliki peralatan ekstraksi RNA secara robotik. Namun, alat ini belum dioperasionalkan untuk pengujian gelombang pertama. Lidya menjelaskan, jika robot ini sudah bisa beroperasi, alat ini akan bisa menguji 192 sampel per harinya.
Lidya menargetkan, untuk sekarang hasil dari proses uji sampel per gelombangnya selesai dalam 3 hari. Ini disebabkan, proses pengujian untuk mendapatkan data yang benar-benar valid membutuhkan serangkaian proses, baik pra-analisis hingga pasca-analisis pengujian.
Selanjutnya, hasil dari proses pengujian akan dilaporkan sesuai dengan prosedur dan tahapan yang telah ditetapkan. Data pengujian akan dikirimkan lewat surat elektronik ke fasyankes pengirim sampel serta ke Balitbang Kemenkes. Lidya memastikan kerahasiaan dari data yang akan dikirim.
Diharapkan, proses ini merupakan wujud kontribusi akademisi Unpad dalam menangani pandemi COVID-19. Apalagi, Unpad sudah memiliki Lab BSL-3 yang sudah tesertifikasi sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai laboratorium uji sampel COVID-19.
Kepala Lab Sentral Unpad Prof. Dr. Unang Supratman, M.Si., mengatakan, selain fasilitas yang bisa dimanfaatkan, upaya ini juga diharapkan menjadi suatu sumbangsih keilmuan dari akademisi Unpad.
“Kita punya kemampuan PCR, ekstraksi, itu kan sesuatu yang tidak semua orang bisa,” ucapnya.
Lab BSL-3 Unpad dibangun sejak 2018 dengan dana dari Islamic Development Bank (IDB). Lab ini merupakan laboratorium khusus untuk aktivitas penelitian yang membutuhkan tingkat keamanan tinggi, seperti penelitian mengenai TB, MDR, HIV, hingga Novel Coronavirus (2019-nCov) yang mengakibatkan COVID-19. Karena itu, lab ini menerapkan standar keamanan yang tinggi. Sebagian besar peralatan lab disuplai oleh Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI. (*/tie)