BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Belajar menjadi pengusaha bisa dilakukan sejak dini. Hal ini dilakukan SMAN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), melalui ekstrakurikuler Student Company (SC).
SC melahirkan produk berupa sepatu dengan merk HIZZ yang merupakan singkatan dari High Inovation of the Z Generation. Sejak awal pandemi, tepatnya sekitar enam bulan lalu, produk ini berjalan dan dipasarkan.
Ada banyak varian model sepatu yang bisa dibuat. Keunggulan sepatu ini adalah dimanfaatkannya limbah kain perca. Kain itu disambungkan hingga menjadi motif unik.
“Kita tidak memiliki bahan baku yang pasti karena produknya dibuat berdasarkan limbah (kain perca) yang ada. Sehingga dijamin produk sepatu ini tidak pasaran, jadi pede memakainya,” kata Kepala SMAN 1 Cisarua Tuti Kurniawati.
Karena bahan kain perca tak pasti, sistem pemesanan biasanya dilakukan preorder. Pemesan akan diberitahu motif apa yang tersedia berdasarkan kain perca yang ada.
Namun, pemesan bisa memesan secara khusus dengan mengirimkan sendiri kainnya agar sesuai keinginan. Ia mencontohkan pesanan dari sekolah di NTT yang datang.
“Dari SMA 1 Kupang itu memesan kurang lebih 30 pasang. Karena keinginannya ada motif kain khas NTT, mereka akan mengirim potongan-potongan kain khas NTT ke kita, nanti kita buatkan (menjadi sepatu),” jelas Tuti.
SC sendiri merupakan ekstrakurikuler yang fokus jadi tempat pembelajaran wirausaha bagi para siswa SMAN 1 Cisarua. Di sana, mereka digembleng menjadi pengusaha.
Tak hanya diberi bekal secara teori, anggota SC juga didorong membuat produk. Bahkan, perencanaan, promosi, hingga pemasaran dilakukan secara praktik. Mereka juga didorong mengikuti berbagai lomba untuk mengasah kemampuan siswa dalam beragai hal terkait dunia bisnis.
Merangkul Pengrajin Terdampak COVID-19
Selain kreativitas memanfaatkan limbah kain perca, ada hal positif lain dari produk HIZZ. Para anggota SC memberdayakan pengrajin sepatu Cibaduyut yang terdampak pandemi COVID-19.
“Setelah kita riset, pengrajin sepatu di Cibaduyut itu banyak yang turun pemasukannya karena pandemi,” ujar Rachel Anjar Yasih (17), salah seorang anggota SC.
Para pengrajin itu kemudian diberdayakan untuk membuat sepatu. Sedangkan bahan baku berasal dari SC, termasuk kain yang sudah dijahit. Dengan cara ini, para siswa tak hanya menghasilkan produk, tapi juga memberi manfaat bagi sesama.
Sementara jika anda berminat membeli sepatu HIZZ, kamu bisa melihat informasi dan melakukan pemesanan melalui akun Instagram @hizzfootwear.id. Karena keunikannya, sepatu ini sudah dijual ke berbagai daerah loh.
Kadisdik Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan pihaknya mendorong siswa tingkat SMA/SMK untuk menjadi wirausaha. Ini sesuai dengan program Sekolah Juara yang jadi program prioritas Disdik Jawa Barat.
Pandemi pun diharapkan tak menyurutkan semangat untuk berwirausaha. Sebab, muatan lokal Jawa Barat bisa dipadukan dengan kurikulum darurat di masa pandemi untuk memupuk jiwa pengusaha di antara para siswa. Salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler.
“Dari situlah nanti akan muncul anak-anak didik di SMA yang mampu berwirausaha, mampu secara keterampilan menciptakan usaha-usaha baru, dan mampu secara pengetahuan, dan melakukan yang dia lakukan itu sebagai konsep kehidupan sehari-hari,” tutur Dedi. (ors)