MAGELANG, WWW.PASJABAR.COM– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, terus mendorong penguatan desa-desa wisata sebagai salah satu kekuatan pariwisata nasional sehingga dapat membuka lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Salah satunya melalui penguatan atraksi berbasis narasi (storynomic tourism) sehingga dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Menparekraf Sandiaga dalam kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Jumat (12/3/2021), mengunjungi Desa Wisata Karangrejo. Desa Wisata yang berada di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini merupakan salah satu desa wisata yang telah tersertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan. Konsep keberlanjutan sendiri menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki desa wisata untuk menjadi desa wisata mandiri.
“Saya merasa bahagia karena desa wisata Karangrejo pada 1 Maret lalu sudah tersertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan. Dan sekarang kami kunjungi, dan di sini ada salah satu homestay terbaik yang pernah saya lihat dengan standar kelas dunia,” kata Menparekraf Sandiaga Uno di Balkondes Karangrejo.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Santosa Sungkari; Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang Slamet Achmad Husein; Kepala Desa Karangrejo Muhammad Heli Rofiqun; serta Koordinator Satgas Jamban Provinsi Jateng-DIY Pujo Priyono.
Menparekraf menilai desa wisata Karangrejo memiliki kekuatan yang kuat sebagai destinasi. Selain homestay, desa wisata ini juga menawarkan atraksi lain yang sudah dikenal wisatawan, seperti kerajinan pahat batu, spot sunrise Punthuk Setumbu, dan Gereja Ayam, kebun buah, VW Safari Tour, dan lainnya.
Tercatat, sebelum pandemi, desa wisata ini dikunjungi lebih dari 20 ribu wisatawan mancanegara dan 50 ribu wisatawan nusantara.
Sandiaga mendorong agar desa wisata Karangrejo terus meningkatkan kualitas keberlanjutan dan daya tarik. Salah satunya mengedepankan orisinalitas yang dimiliki dengan pendekatan atraksi berbasis narasi.
“Biasanya wisatawan datang ke Borobudur hanya foto-foto dan posting di media sosial, ke depan kita ingin ditingkatkan dengan narasi seperti bagaimana desa ini dulu merupakan bagian dari pembangunan Candi Borobudur. Bagaimana desa ini berperan pada tahapan renovasi, tokoh-tokoh di sini dapat menceritakan tempat-tempat situs yang berkaitan dengan Borobudur. Sehingga ada storytelling,” kata Sandiaga dalam rilis yang diterima Pasjabar, Sabtu.
Kemudian desa wisata Karangrejo dan desa wisata lainnya harus menjadi bagian dari travel plan wisatawan. Desa wisata harus dapat merancang paket perjalanan tiga (3) sampai empat (4) hari yang disandingkan dengan konsep
ecotourism atau sport tourism.
“Saya juga melihat dimana produk ekonomi kreatif di sini sudah mulai mengadopsi teknologi sehingga banyak pelaku ekonomi kreatif di sini sudah melek digital sehingga dapat memperluas peluang usaha,” kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam kesempatan itu juga mengapresiasi kehadiran peran serta komunitas dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air. Salah satunya Satgas Jamban Jateng-DIY yang telah aktif bersama-sama masyarakat melakukan revitalisasi toilet di destinasi.
Komunitas yang diketuai Pujo Priyono itu sebelumnya telah melakukan kegiatan revitalisasi toilet di kawasan wisata Dieng.
“Toilet memiliki peran penting sebagai indikator pariwisata. Bukan cuma indah, tapi juga kelayakan toiletnya, mulai dari air bersihnya lancar, kelengkapan toilet sampai dengan higienitasnya,” kata Sandiaga.
Ia pun mendorong gerakan ini dapat diikuti komunitas di daerah lain sehingga dapat mengubah pariwisata nasional yang bersih, indah dan nyaman.
“Saya mengajak seluruh masyarakat, khususnya pelaku usaha parekraf untuk sama-sama ikut membentuk Satgas Toilet di destinasi wisatanya masing-masing,” kata Sandiaga.
Di kesempatan itu Menparekraf Sandiaga Uno juga berdialog dengan sejumlah komunitas yang menggerakkan pariwisata di desa wisata Karangrejo. Diantaranya komunitas VW Safari, komunitas kopi serta komunitas pelaku ekonomi kreatif. (*/tiwi)