BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM–
Pada tanggal 15 Juni 2021 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan bahwa Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat masuk siaga 1 waspada covid19.
Hal ini diakibatkan dari meningkatnya kasus positif di area bandung raya.
Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Oded M Danial mengungkapkan, skor zona Risiko Kota Bandung berada di angka 1.81 (zona resiko sedang).
Tepat 0.01 di atas ambang batas zona risiko tinggi (merah) yang berkisar 0-1.80.
Alumni Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pasundan sekaligus Dosen Universitas Sutomo Serang, Ikhsan Gatot Aji Prasetio, S.Pd., M.Si mengatakan bahwa lonjakan kasus COVID 19 berdampak pada banyak hal.
“Lonjakan kasus ini sangat membuat khawatir kita semua, sebab akan berdampak pada perkonomian. Akibatnya akan diberlakukannya bekerja di rumah Work from Home (WFH) dan berlakunya jam operasional diberbagai kegiatan masyarakat. Selain itu berdampak pada pelaksaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang direncanakan akan dilaksanakan mulai Juli mendatang, ada kemungkinan diundur jika perkembangan kasus covid19 tidak membaik,” imbuhnya kepada PASJABAR, Minggu (20/6/2021).
“Peningkatan ini sangat mungkin terjadi akibat dari adanya masyarakat yang melakukan mudik atau silaturahmi dengan sanak saudara saat libur lebaran. Selain itu banyak masyarakat yang melakukan perjalanan wisata terutama ke daerah Bandung Raya,” sambungnya.
Ikhsan menyebut bahwa kenaikan kasus COVID 19 diakibatkan masyarakat yang tidak taat pada protokol kesehatan (prokes).
“Hal ini menunjukan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan sangatlah kurang diperhatikan. Masyarakat saat ini beraktivitas hampir seperti normal, seperti lalai menggunakan masker dan mencuci tangan. Sering kita jumpai saat ini masyarakat kurang menerapkan jaga jarak. Sehingga hal inilah yang sangat memicu terjadinya pelonjakan kasus covid19,” tandasnya.
Ikhsan melanjutkan, Menurut Ikatan Dokter Indoensia (IDI), varian baru covid19 yaitu Varian Delta (B.1.617.2) yang pertama kali ditemukan di India.
Mutasi virus covid19 varian ini sangatlah berbahaya, sebab virus varian ini selain cepat menular juga lebih berbahaya. Mulanya gejalanya ringan namun perburukannya lebih cepat.
“Hal ini perlu jadi perhatian bagi masyarakat, sebab sudah sering kita dengar dan lihat banyaknya himbauan penerapan protokol kesehatan. Hal ini yang perlu kesadaran yang sangat bagi masyarakat dalam melaksanakannya. Seiring dengan program pemerintah vaksinasi massal. Maka perlu kita membantu mensukseskan program itu dengan siap melaksanakan vaksinisasi dan patuh protokol kesehatan dengan cara memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi,” pungkasnya. (tiwi)