BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Anggota DPRD dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Asep Suherman memaklumi keputusan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk melakukan refocusing APBD 2021. Pasalnya APBD Jawa Barat sekarang mengalami devisit yang sangat besar, sedangkan kebutuhan sangat besar.
“Kalau tidak salah, kit aini devisit sampai Rp5 miliar. Itu angka yang tidak sedikit, memgingat kebutuhan kita sangat besar,” ujar Asep, beberapa waktu lalu.
Menurut anggota legislatif dari daerah pemilihn (Dapil) Kabupaten Cianjur ini mengatakan, dengan diperpanjang PPKM Darurat ini, membuat kondisi semakin sulit. Terutama terkait roda perekonomian rakyat. Asep menerangkan serapan PAD juga masih rendah.
“Untuk itu kita perlu melihat ke mana arah kebijakan pemerintah pusat ini. Karena jika PPKM diperpanjang, kebutuhan juga akan bertambah, sementara pemasukan pada PAD tidak seimbang,” tuturnya.
Seperti diketahui, pemasukan PAD paling besar di Jawa Barat adalah dari sector pajak. Sementara dengan roda perekonomian yang seperi ini, bagaimana pemerintah bisa berharap warga akan membayar pajak. Disiggung mengenai upaya apa yang bisa dilaukan Badan Pendapatan Derah (Bapenda) Jabar, untuk memaksimalkan raihan PAD dari sector pajak, Asep mengatakan, sebenarnya banyak yang sudah dilakukan Bapenda, salah satunya adalah pemutihan pajak..
“Dengan dihilangkannya tunggakan pajak, diharapkan bisa menjadi motivasi bagi wajib pajak untuk membayar pajak,” tuturnya.
Untuk sementara yang bisa dilakukan Pemprov Jabar, menurut Asep hanya menghitung berapa uang yang dimiliki. Untuk kemudian menentukan skala prioritas, apakah semua akan dianggarkan untuk menanggulagi masalah Kesehatan terkait covid atau ada alternatif lain.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan refocusing anggaran pembangunan 11 proyek infrastruktur sebesar Rp140 miliar untuk penanganan COVID-19, “refocusing” (pengalihan) anggaran tersebut menjadi bukti keseriusan Pemda Provinsi Jabar menangani pandemi COVID-19. Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatatakan Itu konsekuensi karena keselamatan nyawa adalah prinsip yang utama harus didahulukan
Rencananya anggaran sebesar Rp140 miliar tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan suplemen bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, refocusing anggaran pembangunan 11 proyek infrastruktur tersebut ialah diantaranya pembangunan creative center, pusat budaya, destinasi Pariwisata, alun-alun.
Kondisi di lapangan sekarang, banyak pasien COVID-19 yang menjalani isoman kesulitan mendapatkan obat-obatan dan suplemen untuk mempercepat pemulihan dan mencegah kegawatan.
Sedangkan saat kondisi COVID-19 di Jabar terkendali, proyek infrastruktur berjalan sesuai rencana. Namun, sejak kasus COVID-19 meningkat, dibutuhkan anggaran untuk penanganan. Pemberhentian proyek infrastruktur menjadi konsekuensi karena keselamatan nyawa masyarakat yang utama. (Put)