BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Warga kota Bandung di wilayah Barat dan Timur akan mengalami gangguan air bersih PDAM selama dua sampai tiga hari.
Hal ini dikarenakan dampak dari pecahnya pipa PDAM di jalan Riau atau RE Martadinata pada Sabtu (21/8/2021) yang terjadi sekitar pukul 19.30 WIB.
Dari sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat situasi saat pipa pecah, kemudian membuat jalan Riau sekitar kawasan taman pramuka basah tersembur air.
Kejadian tersebut menghebohkan warga Bandung terutama pengguna jalan yang tengah melintas.
Pada Minggu Pagi (22/8/2021), petugas pun dikerahkan untuk melakukan perbaikan. Karena kebocoran tersebut terjadi di atas trotoar jalan.
Arus lalu lintas pun sedikit terganggu, karena adanya alat berat. Saat dilakukan perbaikan pipa.
Pecahnya Pipa PDAM di Jalan Riau ini diduga merupakan dampak dari pipa Cisangkuy yang memang sudah lama pecah.
Dari kejadian ini, suplai air PDAM ke 50 ribu pelanggan akan terganggu.
Adapun pihak PDAM melalui web resmi dan media sosial PDAM Tirtawening mengklarifikasi hal tersebut.
PDAM Tirtawening mengumumkan bahwa ada sebanyak 93 kelurahan akan mengalami ganggu suplai air.
Hal ini juga dibenarkan oleh Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi saat meninjau lokasi kejadian.
“Ya, ada dampak tetapi tidak akan mati total. Jika ada warga yang mengalami mati total, bisa langsung hubungi PDAM,” ujar Sonny kepada PASJABAR.
Sonny menjelaskan bahwa suplai air masih stabil artinya di angka 650-700 liter per detik Tidak terjadi water hammer. Sedangkan, pipa beroperasi ke lokasi pengolahan air di Badak Singa masih 650 liter per detik.
“Saat ini PDAM memaksimalkan suplai air dari sungai Cikapundung Di Dago Bengkok, masih ada 1350 liter per detik,” tambahnya.
Menurut Sonny perbaikan akan memakan waktu 2 x 24 jam atau 3 x 24 jam. Selama waktu ini akan terjadi ganggu suplai air kepada warga kota Bandung.
Pipa Pecah Sudah Berusia 65 Tahun
Dalam kesempatan tersebut, Sonny juga menjelaskan terkait Pipa Cisangkuy yang pecah.
“Sebenarnya ada 2 Pipa Cisangkuy yang selama ini menyuplai 1800 liter per detik. Dari air baku di Cikalong, Pangalengan. Salah satu pipa, yakni pipa yang pecah dibangun tahun 1956, usianya sudah 65 tahun,” urainya.
Saat ini, sambung Sonny, penyebab pipa pecah masih terus diselidiki.
“Secara teori pipa sepanjang 36 Kilometer tersebut, mampu bertahan hingga 100 tahun. Seminggu sekali juga kami lakukan perawatan rutin. Sehingga penyebab pipa pecah bukan karena usia tetapi kemungkinan karena getaran atau faktor lain,” ucapnya. (Jbe/Ave)