BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ketua Pembina Yayasan Odesa Indonesia, Budhiana Kartawijaya, mengingatkan kepada pemerintah desa, untuk mengevaluasi program pembangunan sanitasi. Menurut Budhiana, pemerintah sejauh ini belum serius menjadikan masalah sanitasi sebagai isu pokok yang pembangunannya harus dikawal secara serius.
Budhiana menjelaskan masalah ini, berhubungan dengan stunting dan keadaan fisik anak-anak mudah sakit. Daya pikir mereka akan sulit beradaptasi dengan ilmu pengetahuan.
Yayasan Odesa Indonesia terus melakukan pembangunan sanitasi dengan tiga langkah konkret. Yaitu membangun infrastruktur toilet komunal, mengusahakan air bersih, dan memperbaiki perilaku hidup sehat. Yayasan ini telah menjalankan pembangunan dii tiga kecamatan Kabupaten Bandung yaitu Cimenyan, Cilengkrang dan Cileunyi
“Pada setiap pembangunan toilet (salah satu bagian dari sanitasi) pengaruh perbaikan hidup luar biasa. Warga miskin benar-benar merasakan perbaikan setelah puluhan tahun sebelumnya kesulitan air bersih. Mereka menjadi lebih efektif bekerja karena tidak capek mencari air setiap hari. Pakaian, perabot dapur dan badan mereka lebih segar. Dan lingkungan pun menjadi lebih bersih, apalagi disertai dengan kegiatan sanitasi berbasis botani dengan praktik tani pekarangan,” terang Budhiana dalam rilis yang diterima PASJABAR, Jumat (19/11/2021).
Pemerintah desa harus tambah toilet
Budhiana menambahkan agar pemerintah desa setiap tahun menambah jumlah pembangunan toilet, walaupun secara komunal dipakai untuk beberapa puluh keluarga. Tetapi akan lebih maksimal, jika setiap rumah tangga yang kekurangan air bersih dan toiletnya buruk segera dibangun.
“Selama ini pembangunan desa tidak menaruh perhatian pada masalah sanitasi. Banyak kepala desa mengabaikan pentingnya sanitasi bagi warga miskin. Bahkan di Kawasan Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi. Sanitasinya terkenal buruk sampai sekarang. Bupati dan walikota belum serius mendorong kepala daerah memperhatikan sanitasi,” imbuh Budhiana.
Mengutip data dari Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat tahun 2021, sampai saat ini masih terdapat 21.039.291 rumah tangga yang masih melakukan buang air besar (BAB) sembarangan. Dengan jumlah keluarga yang sedemikian banyak itu, paling tidak terdapat 30 juta jiwa lebih yang masih bermasalah dengan BAB.(ytn)