BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Unpad melalui Tim Program Hibah Matching Fund Kedaireka, melakukan pendampingan dan akselerasi 66 UMKM dari 22 desa di Kabupaten Sumedang dengan memanfaatkan platform digital. Tujuan dari program ini, mendorong UMKM Sumedang meningkatkan nilai tambah usahanya, melalui optimasi platform digital.
Ketua Tim Program Hibah Matching Fund Kedaireka, Dr. Rivani, M.M., menjelaskan terdapat tujuh subprogram yang dilakukan tim, pada Matching Fund UMKM Go Digital ini. Tujuh subprogram tersebut, yaitu riset UMKM Go Digital, riset potensi limbah pertanian untuk produk UMKM, perancanganan pojok digital, penyusunan modul, pelatihan, dan sistem pendampingan.
Selanjutnya, penyusunan legalitas UMKM Sumedang, pelaksanaan KKN Tematik Kewirausahaan dan KKN Pojok Digital, serta pembuatan platform berupa laman dan aplikasi guna mendukung UMKM Go Digital.
Menurut Rivani, pengembangan program UMKM Go Digital didasarkan, atas hasil riset yang dilakukan Bappeda Kabupaten Sumedang. Sebagai kabupaten yang sadar digitalisasi, Pemkab Sumedang terus berupaya melakukan digitalisasi di semua sektor strategis.
“Pemkab sudah berkolaborasi dengan pihak ketiga untuk memfasilitasi jaringan internet, di lebih dari 200 desa. Hanya saja UMKM di tingkat desanya, masih belum memanfaatkan secara optimal,” kata Rivani dikutip dari laman Unpad, Kamis (2/12/2021)
Selain itu, masih banyak pelaku UMKM Sumedang yang belum terampil, memanfaatkan internet untuk meningkatkan nilai usahanya. Selain itu, ketersediaan agen kurir dan ekspedisi di Sumedang, belum merata sehingga menjadi kendala bagi pelaku UMKM dalam memasarkan produknya secara daring.
Aplikasi android
Untuk itu, program UMKM Go Digital kemudian melaksanakan dua subprogram utamanya, yaitu pelaksanaan KKN Tematik Kewirausahaan dan KKN Pojok Digital.
Sebanyak 550 mahasiswa Unpad beserta 33 dosen pendamping lapangan, mengikuti dua program KKN tersebut yang dimulai 6 November – 7 Desember 2021.
Target dari KKN Kewirausahan, melakukan proyek pendampingan dan pengembangan bisnis. Pada aspek pemasaran, keuangan, produk, dan tata kelola organisasi pada tiga UMKM, satu koperasi, dan satu Bumdes.
Sementara untuk KKN Pojok Digital, kata Rivani, setiap kelompok mendirikan unit usaha mandiri bernama Pojok Digital. Ini menjadi perantara bagi UMKM Sumedang, yang terkendala memasarkan produknya secara digital.
“Pojok Digital ini berfungsi sebagai lokasi penitipan jual dan beli, bagi produk UMKM. Di sana ada agen marketing digital yang sudah dilatih khusus, sehingga terampil dalam melakukan marketing digital,” beber Rivani.
Selain itu, pojok ini juga menjadi agen kurir untuk memfasilitasi keterbatasan agen kurir dan ekspedisi dalam memasarkan produk di satu desa.
“Ada pula UMKM yang sudah jago pemasaran digitalnya, tetapi tetap butuh agen kurir yang mengantarkan produknya. Di pojok ini, ada agen kurirnya,” imbuh Rivani.
Rivani menjelaskan, hampir seluruh subprogram sudah selesai dilakukan. Pihaknya sudah mengembangkan platform dan aplikasi Android. (ytn)