BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Salah satu mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) Unpad, Eri Erianto membudidayakan ulat jerman. Eri memulainya sejak awal pandemi Covid-19, Eri menggeluti budidaya ulat jerman dengan belajar dari para senior, dosen, dan tenaga laboran di Fapet Unpad. Sampai saat ini, budi daya ulat jerman milik Eri mampu meraih omzet hingga jutaan rupiah per bulan.
Eri menerangkan, awalnya ia mencoba membeli indukan ulat jerman sebanyak 100 ekor dari kakak tingkatnya di Fapet Unpad. Seiring dengan kebutuhan akan tambahan biaya, Eri pun memilih untuk budidaya ulat jerman kecil-kecilan.
“Pada awal saya beternak ulat jerman saya belum mengetahui bagaimana tata cara pemeliharaannya dan kemana menjualnya namun seiring berjalannya waktu saya banyak belajar dari kakak tingkat, peternak yang ada di daerah Majalaya selain itu saya juga mendapatkan ilmu dari YouTube,” katanya seperti dikutip PASJABAR dari laman unpad, Kamis (2/6/2022).
Seiring berjalannya waktu, budidaya yang digelutinya berkembang pesat. Sampai saat ini, Eri mampu panen setiap 15 hari sekali. Dalam sekali panen bisa menghasilkan 5 sampai 20 kilogram ulat jerman dengan harga antara Rp 40 ribu – Rp 80 ribu per kilogram.
“Dengan digelutinya budidaya ulat jerman, mudah mudahan dapat mendorong kaum muda atau kaum milenial untuk berternak ulat karena banyak banyak manfaatnya dan keuntungan lumbayan besar serta pemeliharan ulat tersebut tidak terlalu sulit dan dapat di panen sebulan 2 kali” ungkapnya.
Ulat jerman atau yang dikenal dengan sebutan super worm merupakan jenis ulat yang banyak digunakan sebagai pakan reptil, burung, unggas, dan ternak lainnya. Kandungan protein dan zat gizi pada ulat jerman, lebih tinggi daripada jenis ulat lainnya.
Selain itu, ulat jerman juga bisa digunakan sebagai tambahan bahan baku produk kecantikan karena kandungan proteinnya yang bagus untuk kulit. Di beberapa negara, ulat ini banyak dijadikan sebagai pengganti protein hewani. (*/ytn)