BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Warga Kota Bandung diiimbau menjaga kesehatan dan tetap membawa jas hujan serta payung, meskipun ada di tengah musim kemarau.
“Kota Bandung sekarang memang tengah berada di musim kemarau, namun kemarau basah. Sehingga masih kerap turun hujan,” ujar Prakirawan cuaca BMKG Kota Bandung, Yan Firdaus, kepada wartawan dalam acara Bandung Menjawab Rabu (20/7/2022).
Yan mengatakan, yang dimaksud dengan kemarau basah adalah, jumlah curah hujan yang lebih tinggi di bulan tersebut dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Yang kita katakan normal adalah selama 30 tahun kisaran curah hujan di suatu wilayah relatif sama,” katanya.
Sedangkan kali ini curah hujan nya lebih tinggi. Menurut Yan kenaikan curah hujan bisa mencapai 80 persen hingga 100 persen, dibandingkan bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
“Misalnya kalau dalam keadaan normal curah hujan 80 milimeter. Sekarang jadi 140 milimeter,” tambahnya.
Kemarau basah ini, merupakan akibat dari Akibat lanina aktif sejak kemarin.
Indian Ocean Dipole (IOD) negatif
Selain itu, juga karena aktifnya Indian Ocean Dipole (IOD) negatif. Ini merupakan terjadinya peristiwa menurunnya suhu muka laut pada Samudra Hindia bagian barat. Hal ini menyebabkan tekanan udara pada wilayah ini menjadi lebih tinggi dibandingkan pesisir timur Samudra Hindia yang berada dekat dengan Indonesia.
“Untuk suhu bulan ini memang tergolong dingin. Di Kota Bandung itu sekarang suhu dinginnya 17 derajat celcius. Bahkan, di Lembang sampai 14 derajat,” katanya.
Ia menambahkan, untuk wilayah Kota Bandung paling banyak akan terjadi bencana hidrometeorologi berupa banjir genangan.
Selain itu, warga juga harus selalu menjaga kesehatan karena perubahan suhu yang sangat tinggi, dari panas ke dingin ataupun sebaliknya.
Bahkan, beberapa hari lalu seperti tanggal 15-16 Juli 2022 kemarin, Kota Bandung diguyur hujan seharian penuh meski kini berada di musim kemarau.
Meski begitu, Yan menuturkan, ada sisi baik dari musim kemarau hujan ini. Masyarakat tidak kekurangan air meski sudah masuk musim kemarau.
Namun, untuk para petani seperti di Ciwidey dan sekitarnya, mengalami berpengaruh pada proses bercocok tanam.
“Pasokan pangan jadi terkendala. Beberapa petani jadi tidak bisa mulai menanam karena kondisinya terus hujan akhir-akhir ini,” imbuhnya. (put)