Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Saat ini wilayah Garut menjadi wilayah yang rawan bencana, karena itu Badan Geologi mengingatkan Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, maupun masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana agar terhindar dari risiko.
“Mudah-mudahan upaya ini bisa mengurangi risiko. ‘Obat’ risiko itu hanya ada dua, yakni mitigasi dan tata ruang. Masyarakatnya siap, tata ruangnya bagus,” kata Koordinator Geologi, Gempa Bumi, dan Tsunami Badan Geologi Supartoyo pada Sosialisasi Data dan Informasi Gempa Bumi dan Tsunami di Aula Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Garut, Rabu.
Melansir Dari Antara News, Ia menyampaikan, Badan Geologi mencatat sembilan kejadian gempa bumi yang merusak di Kabupaten Garut.
Artinya, kejadian gempa bumi itu menjadi bagian bencana, dan sebagian besar sumbernya berasal dari zona penunjaman atau zona subduksi.
Salah satunya, kata dia, daerah Pasirwangi yang terdapat patahan aktif yang disebut Sesar Garut Selatan (Garsela).
“Ini harus ditindaklanjuti untuk kemungkinan dilakukan sosialisasi dan pemasangan rambu-rambu evakuasi,” katanya.
Ia berharap pemerintah daerah dan masyarakat lebih menggiatkan mitigasi, salah satunya melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana atau Sekolah Tangguh Bencana agar bisa mengurangi risiko bencana.
Ia juga berharap adanya sosialisasi tersebut mendorong kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat mengenai pentingnya melaksanakan mitigasi.
“Jadi nanti ke depannya kalau Badan Geologi membantu yang sifatnya TOT (training of trainer) untuk para penyuluh guna menyampaikan informasi terkait kejadian gempa bumi dan tsunami,” kata Supartoyo.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi mengatakan siap menindaklanjuti hasil dari sosialisasi tersebut.
Terus bersinergi dengan Badan Geologi dalam memberikan informasi terkait langkah-langkah mitigasi bencana kepada masyarakat.
“Kegiatan ini diharapkan tidak sampai hari ini, kita juga akan terus sinergi, sosialisasi, komunikasi dengan PVMBG untuk memberikan langkah-langkah mitigasi, langkah informasi terkait kebencanaan tsunami dan kegempaan,” kata Satria. (Nis)