BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Al ummu madrasatul Ula, yang memiliki arti bahwa ibu adalah madrasah atau sekolah pertama hal ini benar adanya tetapi dalam pola asuh mendidik anak harus ada kerjasama antara ayah dan ibu.
Jika ibu adalah madrasah utama maka ayah merupakan kepala sekolah, manalah ada sekolah yang berjalan jika tidak ada kepala sekolahnya.
Agar sekolah itu bisa berkembang dan berjalan maka harus memiliki kepala sekolah yang cekatan yang mampu memberikan contoh teladan, oleh karena itu peran ayah dalam mengasuh anak sangat penting untuk keberlangsungan mau jadi apa anak ini.
Terlebih anak tidak pernah meminta dilahirkan maka kita selaku orang tua harus bijak dalam mendidik anak.
Dalam pengasuhan anak ada beberapa jenis Pola Asuh, diantaranya :
1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter yakni orang tua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan kepada anak untuk berpendapat.
Jika anak tidak mematuhi yang menjadi aturan maka akan dihukum dan diancam. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan hilangnya kebebasan pada anak sehingga anak kurang inisiatif, tidak percaya diri akan kemampuan, selalu menyalahkan orang lain dan tidak punya pendirian.
2. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif yakni pola asuh yang membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa mempertanyakan, pola asuh ini tidak menggunakan aturan ketat, bahkan bimbingan dari orang tua kurang diberikan kepada anak sehingga tidak ada pengendalian atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak.
Kebebasan diberikan penuh kepada anak dan anak diizinkan untuk memberi keputusan untuk dirinya sendiri, sehingga anak berperilaku sesuai dengan keinginannya tanpa ada kontrol dari orang tua.
Pola asuh permisi ini dapat menimbulkan kebebasan kepada anak, sehingga anak berani bahkan bisa melawan orang tua jika di mata anak orang tua salah.
3. Pola Asuh Demokratis
Sedangkan pola asuh demokratis yakni menanamkan disiplin kepada anak, dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orang tua.
Dari bimbingan itu memberikan penjelasan secara rasional dan objektif jika keinginan dan pendapat anak tidak sesuai. Dalam pola ini bisa tumbuh rasa tanggung jawab pada anak, dan pada akhirnya anak mampu bertindak sesuai dengan norma yang ada.
Dari penjelsan diatas, semoga kita bisa memberikan pola asuh terbaik untuk generasi penerus nanti.
Ditulis oleh Guru BK SMA Negeri 1 Dayeuhkolot Susi Erliani
(*/tiwi)