Cirebon, WWW.PASJABAR.COM – Penanganan penurunan angka tengkes atau “stunting” harus sama seperti menangani COVID-19, di mana semua unsur bekerja secara bersama-sama.
Hal ini dikatakan oleh Wakil Bupati Cirebon, Jawa Barat Wahyu Tjiptaningsih.
“Penanganan stunting harus memiliki strategi yang sama saat menangani COVID-19, yaitu dengan cara melibatkan TNI-Polri, juga para camat, dan kepala desa, serta lainnya,” kata Ayu di Cirebon, Sabtu.
Dilansir dari Antara News, menurutnya dengan menggunakan strategi seperti penanganan COVID-19.
Maka dapat dipastikan penurunan tengkes bisa semakin cepat, karena semua bergerak secara bersama-sama.
Ayu menuturkan persoalan tengkes adalah persoalan multi sektoral yang tidak bisa ditangani oleh Pemerintah Daerah saja, akan tetapi harus melibatkan semua unsur yang terkait.
“Semua harus melakukan edukasi kepada masyarakat, secara bersama-sama, begitu pun guru kepada murid-muridnya,” ujarnya
Penanganan Stunting Harus Berbasis Data
Ayu mengatakan selain itu, penanganan tengkes saat ini harus berbasis data, by name by address, sehingga bisa fokus pada target sasaran.
Tidak hanya itu, edukasi harus dilakukan juga kepada remaja putri, karena mereka adalah calon pengantin yang kelak akan melahirkan anak-anak, dan tentunya harus sehat sejak sebelum menikah.
Agar dapat melahirkan balita menuju generasi emas yang bebas tengkes. “Jangan sampai remaja putri sudah terkena anemia akibat kekurangan gizi, yang dampaknya ketika menikah nanti dan memiliki keturunan di kemudian hari, bisa melahirkan anak dalam kondisi stunting,” ujarnya.
Ia pun berharap, agar para calon pengantin sebaiknya diberikan edukasi selama 3 bulan. Mengingat pencegahan tengkes harus dengan edukasi menyeluruh, untuk memberikan pengetahuan pencegahan tengkes kepada calon pengantin.
Hal tersebut agar kedua calon pengantin, ketika sudah menikah nanti bisa melakukan pengawasan dan pengontrolan secara mandiri saat hamil.
Dan setelah melahirkan, sehingga terjadinya tengkes ke depannya dapat dicegah secara maksimal.
“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga berdampak pada gagal tumbuh kembang pada fisik dan otak anak. Jika dibiarkan akan berpengaruh kepada melemahnya indeks tingkat SDM,” katanya.
Untuk itu, kata Ayu, kasus tengkes harus ditangani secara serius berbasis data.
Agar di Kabupaten Cirebon bisa segera terjadi penurunan dan ditargetkan bebas tengkes sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden Jokowi. (Nis)