BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Mengenang 1 tahun kepergian Wali Kota Bandung masa jabatan 2018-2023 Oded M. Danial, keluarga mengenang dengan doa bersama dan launching buku berjudul Jalan Cinta dan Pengabdian Mang Oded, pada Sabtu (10/12/2022) di Hotel Serrela, Bandung.
Buku Jalan Cinta dan Pengabdian Mang Oded karangan dari istri Almarhum yang dikenal dengan sebutan Umi Oded Siti Muntamah ini menceritakan tentang sosok Oded di mata orang-orang terdekatnya. Eka Wardana sebagai editor secara khusus mewawancarai beberapa oranng dari berbagai kalangan yang mempunya pengalaman spesial dengan Oded.
“Buku ini dibuat untuk semua kalangan. Untuk para ayah, jadi mengetahui bagaiaman sosok Mang Oded berinteraksi dengan ke tujuh putrinya. Sebagai seorang pemimpin, tentu mendapat gambaran bagaiaman Mang Oded memperlakukan bawahan dan rekan sejawatnya,” ujar Umi Oded Siti Muntamah yang hadir dalam acara tersebut.
Dengan lahirnya buku ini, Umi berharap bisa membawa perubahan bagi orang-orang yang membacanya. Di sisi lain, buku ini bisa memberikan gambaran untuk orang-orang yang tidak tahu menjadi tahu mengenai banyak hal.
“Banyak energi positif dan cita-cita yang menjadi tujuan hidup Mang Oded yang belum bisa diwujudkan, dan masih bisa kita lanjutkan,” ucap Umi.
Cerita Sekelumit Umi Bersama Almarhum Oded M Danial
Pada kesempatan ini, Umi menceritakan sekelumit cerita indah yang dilaluinya bersama Almarhum. Di mana setiap hari, Oded selalu menanyakan ‘Apakah Umi bahagia hidup bersama Abi’ disambung dengan pertanyaan ‘Apakah Umi kelelahan harus mengurus ke tujuh anak Abi setiap hari’.
“Mang Oded ingin selalu memastikan bahwa saya bahagia menjadi istri Beliau, dan menjalani semua aktifktas dengan keikhlasan,” Umi bercerita.
Sampai akhirnya, suatu pagi Umi yang balik bertanya kepada suami tercintanya, ‘Apakah Abi bahagia menjadi suami Umi’ dan dilanjutkan dengan pertanyaan ‘Apakah Abi mencintai Umi’. Selepas dialog rutin tersebut, Umi menceritakan mereka saling berpelukan.
“Saat itu, bau badan beliau sangat wangi, dan wajahnya bercahaya sekali, seperi rembulan. Ternyata itu merupakan pelukan terakhir kami, di Jumat pagi 10 Desember 2021,” Umi berkata dengan lirih.
Di sisi lain, sebagai penulis dan Editor, Eka wardana mengaku belum pernah bertemu secara langsung dengan sosok yang ditulisnya. Eka mengenal Oded hanya dari cerita narasumber yang diwawancarainya sebagai bahan buku yang akan ditulisnya.
“Saya mengenal Mang Oded justru setelah saya selesai menulis buku ini,” katanya.
Kini setelah mengenal Oded mesti tidak secara langsung, Eka merasa malah ingin bertemu langsung dengan Oded.
“Pasti akan sangat menyenangkan sekali kalau saya bisa langsung bertemu dengan Beliau,” tambahnya.
Melalui sosok Oded, Eka tahu, bagaiama sosok pemimpin itu tidak harus selalu memerintah tapi dengan membahagiakan orang lain. Eka juga tahu bagaiaman sosok ‘besar’ ini, ketika meninggal alam semesta juga ikut berduka.
“Dulu, ibu saya pernah mengatakan, kalau seorang besar meninggal dunia maka akan ditandai dengan turun hujan. Itu sebagai simbol, bahwa alam semesta juga ikut bersedih dengan kepergiannya. Dan itu kita lihat saat Wafatnya Mang Oded,” jelasnya.
Pastor Gereja Katedral Leo van Beureun Kagumi Sosok Oded M Danial
Salah seorang yang sangat menghargai dan mengagumi sosok Oded adalah, Pastor Gereja Katedral Leo van Beuren. Di mana Leo menceritakan bagaiaman Oded datang menjenguknya ketika dirinya sakit di Natal Beberapa tahun lalu.
“Beberapa hari sebelum malam natal, saya menyampaikan langsung undangan kepada Mang Oded di kediamannya, dan Beliau menerima saya dengan terbuka,” katanya.
Sayangnya pada Malam Natal, Leo malah tidak bisa hadir karena sakit.
“Yang bikin saya kaget, Mang Oded datang menjenguk saya di rumah sakit pada hari natal,” kenangnya.
Beberapa orang juga memberikan testimoni mengenai pengalaman hidupnya bersama Oded. Di mana mereka menceritakan bagaiaman kedekatan Oded kepada semua kalangan. Dan hal tersebut sangat membekas di hati mereka.
Hadir juga dalam acara launching tersebut, Jetua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, beberapa Petinggi PKS Seperti Haru Suwandharu, Mantan sekda Kota Bandung Edi Siswadi, Pengusaha Henry Husada dan beberapa kepala dinas di lingkungan Pemkot Bandung. (Put)