BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Seseorang bisa terkena gangguan tidur atau insomnia. Biasanya hal ini disebabkan oleh beragam hal, seperti stres, depresi, kecemasan, atau kebiasaan buruk sebelum tidur. Misalnya makan terlalu banyak atau memakai gadget.
Ada beberapa jenis obat tidur tanpa resep dokter yang dapat dibeli secara langsung di apotek. Namun penggunaan obat tidur pun harus dilakukan secara hati-hati karena dapat menimbulkan beragam efek samping.
Dilansir dari ALODOKTER, sebelum mengonsumsinya, Anda bisa melakukan beberapa cara sederhana untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup, misalnya melakukan teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi. Dengan begitu, tubuh akan lebih rileks dan nyaman, sehingga Anda pun dapat mudah terlelap.
Sleep hygiene juga bisa diterapkan guna membentuk pola kebiasaan tidur yang lebih sehat dengan menerapkan pola tidur dan bangun di waktu yang sama.
Bila dengan menerapkan cara di atas, Anda masih mengalami sulit tidur, mengonsumsi obat tidur mungkin bisa menjadi salah satu cara pengobatannya. Berikut ini adalah beberapa jenis obat tidur tanpa resep dokter yang dapat Anda konsumsi:
1. Diphenhydramine
Diphenhydramine merupakan obat jenis antihistamin yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala alergi dan batuk pilek. Selain itu, obat jenis ini juga dapat mengatasi insomnia jangka pendek karena efek kantuk yang ditimbulkan setelah mengonsumsinya.
Meski demikian, diphenhydramine sebaiknya tidak dikonsumsi jangka panjang karena dapat menimbulkan efek samping, seperti pusing, mulut dan tenggorokan terasa kering, serta sakit kepala.
2. Doxylamine
Sama seperti diphenydramine, doxylamine juga merupakan jenis obat antihistamin yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia jangka pendek karena memiliki efek sedatif atau kantuk. Selain mengobati insomnia, doxylamine juga dapat meringankan gejala pilek, seperti bersin atau hidung tersumbat.
Namun, konsumsinya harus sesuai petunjuk penggunaan guna mencegah timbulnya efek samping berupa mual, sakit kepala, jantung berdebar, dan kejang.
3. Melatonin
Pada dasarnya, hormone melatonin, yaitu hormon yang berperan penting dalam mengatur pola tidur, secara alami dapat diproduksi oleh tubuh. Melatonin juga tersedia dalam bentuk suplemen yang kerap digunakan untuk mengatasi gangguan tidur, seperti insomnia.
Namun, suplemen melatonin tidak boleh dikonsumsi lebih dari 4 minggu karena bisa menyebabkan berbagai efek samping. Seperti sakit kepala, kram perut, mimpi buruk, dan lebih sering buang air kecil.
4. Valerian
Obat tidur tanpa resep selanjutnya adalah valerian. Suplemen yang terbuat dari akar valerian ini diduga dapat mengatasi insomnia. Kadungan asam valerenat di dalamnya dapat memengaruhi kadar asam gamma-aminobutirat (GABA) dalam tubuh, sehingga membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas suplemen valerian dalam mengatasi insomnia atau sulit tidur dan dosisnya yang aman untuk dikonsumsi sehari-hari.
5. Polygalae radix
Suplemen dengan kandungan polygalae radix juga kerap digunakan untuk mengobati gangguan tidur, termasuk insomnia. Senyawa yang terkandung di dalam suplemen ini dapat mengatur ritme sirkadian, yaitu pengaturan waktu dalam tubuh yang bekerja secara otomatis untuk menentukan kapan waktu bangun dan tidur.
Apabila Anda hendak minum obat yang menimbulkan efek kantuk, sebaiknya konsumsi ketika mendekati waktu tidur dan hindari mengonsumsinya saat beraktivitas, terutama saat mengendarai kendaraan.
Agar kualitas tidur Anda tetap terjaga, sebaiknya hindari pula kebiasaan merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein, misalnya kopi dan jenis teh tertentu.
Meski beragam obat tidur di atas dapat dibeli tanpa resep dokter, sebaiknya gunakan obat tersebut dengan bijak karena beberapa obat di atas tidak dapat digunakan secara sembarangan, terutama pada ibu hamil, ibu menyusui, dan penderita penyakit jantung.
Bahkan, beberapa obat di atas dapat menyebabkan penderita insomnia menjadi ketergantungan obat. Artinya, ia dapat menjadi sulit tidur bila tidak mengonsumsinya. (ran)