Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Pemulihan sektor-sektor yang terdampak pandemi Covid-19 masih terus diupayakan berbagai pihak, tak terkecuali stakeholder di bidang kesehatan dan pendidikan.
Selama pandemi, fasilitas pelayanan kesehatan kewalahan akibat membludaknya pasien dan lembaga pendidikan terpaksa menerapkan sistem pembelajaran daring. Kendati sudah berhasil melewati fase krisis, namun masyarakat belum sepenuhnya bisa menghadapi pemulihan pascapandemi.
Urgensi tersebut lantas dikupas tuntas oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi (Himabio) FKIP Universitas Pasundan lewat Seminar Nasional bertajuk “Recovery After Pandemic dalam Dunia Kesehatan dan Pendidikan bagi Generasi Emas”, Selasa (30/5/2023).
Seminar nasional yang menjadi rangkaian terakhir Biology Education Expo (BEE) 2023 ini bertujuan menambah wawasan mahasiswa terkait pemulihan kesehatan dan post-pandemic learning, baik dari segi penguatan kurikulum, link and match dengan dunia industri, maupun ramuan pendidikan lainnya yang sustainable.
Pembicara yang diundang yaitu Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jabar drg. Emma Rahmawati, M.K.M., Duta Kesehatan Indonesia yang juga mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unpas Rizki Fauzi, dan Peneliti Ahli Madya BP2D Jabar Dewi Gartika, M.Si. sebagai keynote speaker.
Emma membahas upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat, sementara Rizki mengupas peran Duta Kesehatan Indonesia dalam mempromosikan program kesehatan, di antaranya 6 Pilar Transformasi Kesehatan.
Langkah Adaptasi dan Antisipasi
Wakil Dekan III FKIP Unpas Drs. Dindin MZM, M.Pd. pada sambutannya mengapresiasi langkah Himabio dalam menyikapi kondisi pascapandemi.
Ia menilai, Himabio berhasil menjadikan Covid-19 sebagai learning process.
dan berbagi cara beradaptasi atau antisipasi diri dengan menghadirkan pembicara seminar yang kompeten.
“Pendidikan Biologi sudah terakreditasi unggul dan jadi satu-satunya prodi di FKIP Unpas yang berstandar ISO. Prodi Pendidikan Biologi juga tengah diajukan menjadi prodi bertaraf internasional, sehingga ke depannya diharapkan seminar dengan materi pembahasan semacam ini bisa diperluas lagi jangkauannya,” tuturnya.
Peneliti Ahli Madya BP2D Jabar Dewi Gartika, M.Si. juga mengajak mahasiswa dan dosen prodi Pendidikan Biologi FKIP Unpas untuk berkolaborasi menghasilkan penelitian atau produk yang dapat menyelesaikan permasalahan di Jabar.
Menurutnya, akreditasi Unggul yang disandang prodi Pendidikan Biologi FKIP Unpas mesti selaras dengan inovasi yang dilahirkan.
“Kami memiliki program Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB). Ada empat kategori inovasi yang saya rasa sangat berkorelasi dengan prodi Pendidikan Biologi FKIP Unpas. Baru 2 tahun terakhir kami menggandeng lembaga pendidikan tinggi, karena kami yakin banyak inovasi yang dapat diimplementasikan dan dikolaborasikan dengan pemerintah,” paparnya.
Ketua Umum Himabio Salsabila Wulandari mengatakan, BEE 2023 terdiri dari lima rangkaian kegiatan. Diawali dengan Lomba Cerdas Tangkas Biologi untuk siswa SMA/MA se-Jabar, Tabligh Akbar bersama Ustaz Evie Effendi, Lomba Kreasi Video Pembelajaran untuk mahasiswa Pendidikan Biologi se-Indonesia, apresiasi seni (API in the BEE), dan ditutup dengan Seminar Nasional.
“Mudah-mudahan seluruh kegiatan tersebut bermanfaat bagi mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unpas dan masyarakat pada umumnya,” tukasnya. (*/Nis)