CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM– Dr. Meiwatizal Trihastuti, Kepala Laboratorium Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di STKIP Pasundan Kota Cimahi, telah menjadi pengajar dalam dunia pendidikan selama 13 tahun.
Kepada PASJABAR, Senin (4/12/2023), Meiwatizal berbicara tentang filosofi dan pengalaman mengajar yang telah membentuk karirnya.
“Saya mendeskripsikan diri saya sebagai pengajar yang berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas. Mungkin saya lebih menekankan pentingnya membimbing mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran,” ungkapnya.
Mata kuliah favoritnya saat mengajar adalah HAM, karena menurut Mei, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman praktis.
“Saya rasa, saya lebih menikmati mengajar mata kuliah HAM karena mahasiswa dapat pengetahuan dan pengalaman praktis akan nilai-nilai luhur yang diakui oleh founding father kita. Di sini, mahasiswa dapat menyaksikan tingkah polah manusia terhadap kepedulian mereka pada HAM orang lain,” tuturny.a
Meiwatizal menegaskan pentingnya interaksi dan partisipasi mahasiswa dalam kelas.
“Saya mungkin mengutamakan interaksi dan partisipasi mahasiswa dalam kelas. Mungkin dengan menggunakan pendekatan pengajaran yang mendorong diskusi, proyek kelompok, atau studi kasus agar mahasiswa terlibat,” ulasnya.
Biasanya ia mencari keseimbangan antara penelitian dan pengajaran dengan mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam metode pengajaran, menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya untuk mahasiswa.
Ketika ditanya tentang aspek paling memotivasi dalam perannya sebagai pengajar, Meiwatizal dengan tulus menyatakan bahwa dirinya lebih merasa puas bila melihat adanya perkembangan dan pencapaian pada mahasiswa.
“Selain itu juga memberikan inspirasi dan membantu mahasiswa mencapai potensi penuh mereka mungkin menjadi aspek yang paling memotivasi,” ulasnya.
Mei juga berpesan kepada para mahasiswa untuk serius dalam menuntut ilmu dengan tetap menjaga keseimbangan kehidupan pribadi.
“Mungkin dengan memberikan nasihat tentang pentingnya ketekunan, kemauan untuk belajar, dan mencari bimbingan jika diperlukan. Mungkin juga menekankan arti menjaga keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi,” ucapnya.
Terakhir Meiwatizal pun berharap dapat bisa terus berkembang sebagai pendidik, berkontribusi pada pengembangan kurikulum.
“Tentunya saya juga berharap dapat terlibat dalam penelitian atau proyek-proyek inovatif yang dapat memberikan dampak positif pada mahasiswa dan masyarakat,” pungkasnya. (tiwi)