BANDUNG, PASJABAR.COM — Lika-liku mengajar puluhan tahun di sekolah, bagi Kepala Sekolah SMK Pasundan 2 Bandung, W. Lesmana yang akrab disapa “Nena” adalah sesuatu yang ia nikmati sebagai bagian dari perjalanan hidup yang menyenangkan dan penuh makna.
“Usai lulus pada jurusan Bahasa Indonesia di FKIP UNPAS pada tahun 1987 saya langsung mengajar di SMK Pasundan 2 Bandung, fokus mengajar hingga pada tahun 2008 dan diangkat menjadi kepala sekolah hingga saat ini,” terang pria kelahiran Majalengka, 19 Maret 1965.
Guru di mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda ini juga bercerita bahwa saat ia menempuh pendidikan di Majalengka dari SD hingga SMA, tak terpikirkan dibenaknya untuk menjadi seorang guru. Namun saat lulus, orang tua menekannya untuk melanjutkan kuliah.
“Saya masuk kuliah pada tahun 1983 dan dari sanalah muncul benih perhatian dan minat saya untuk mengajar. Pada tahun 1986 sebelum lulus saya sudah mengajar di SMK Pasundan 2 Bandung, dari dulu hingga kini saya tidak kemana-mana, hanya fokus di satu sekolah,” terangnya.
Nena bercerita bahwa memegang pimpinan di sekolah tentu dihadapkan pada dua hal yaitu “ngahirupkeun sakola” atau “hirup disakola”.
“Jika sekadar hirup disakola, atau hidup disekolah saja maka kita hanya ingin bergaji besar, leha-leha, egois dan lainnya. Namun jika ngahirupkeun sakola atau membangun sekolah, maka bagaimana caranya berupaya memajukan sekolah. Dan saya, berupaya untuk menjadi kepala sekolah yang berjuang untuk membangun sekolah,” paparnya.
Semangat itu yang membuat Nena berupaya memajukan SMK Pasundan 2 Bandung untuk menjadi sekolah yang maju dalam berbagai aspek, tidak hanya kualitas siswa namun juga sarana dan prasarana yang baik untuk warga sekolah.
“Menikmati hidup sebagai guru berarti juga menikmati tupoksi guru untuk mengajar, membina, membimbing, dan membantu siswanya sebaik mungkin,” ucapnya.
Nena mengungkapkan bahwa dalam mengajar ia selalu menekankan dua hal kepada siswa yakni kedisiplinan dan kejujuran.
“Disiplin dan jujur adalah nomor satu, jika seseorang sudah disiplin dan jujur, maka akan memberikan kemudahan dalam segala hal, menjadi pribadi yang berintegritas,” tandasnya.
Selain itu, kepribadian atau pengembangan mental dan agama lainya juga turut dikembangkan, karena menurut Nena merupakan aspek terpenting yang menjadi bekal bagi siswa untuk menghadapi kehidupan.
“Sekolah harus mampu melahirkan siswa yang memiliki kapasitas, bagaimana mereka bisa belajar tentang banyak hal, memiliki motivasi untuk maju, mampu beradaptasi dengan lingkungan, bekerja keras dan belajar dari kesalahan sendiri,” tandasnya.
Disamping itu, mencintai budaya adalah hal yang penting, bagaimana siswa dapat mempraktikan bahasa sunda sehari-hari, atau melestarikannya lewat seni karawitan, kesenian tari dan lainnya.
“Adapun hal lainnya yang saya terapkan adalah dapat menjaga hubungan baik dengan lingkungan aparatur sekolah. Menyelesaikan masalah di sekolah dan menjalin keakraban serta kehangatan antar warga sekolah, mendengarkan masukan dan keluhan untuk kemajuan sekolah,” paparnya.
Nena juga bercerita bahwa hal yang membuatnya selalu bersemangat adalah motto hidup untuk berdoa dalam kebaikan, untuk diberikan kesuksesan dalam memimpin keluarga, pekerjaan, dan sekolah.
“Dalam hidup ini, saya juga memegang prinsip BH3 yaitu Benghar hate, Benghar harti, Beunghar harta yang bermakna bahwa berupaya sebaik mungkin untuk memiliki hati yang bersih, yang diseimbangi dengan ilmu dan amal ibadah,” tambahnya.
Terakhir Nena berharap bahwa ia akan memberikan kebaikan bagi segala hal. Baik untuk keluarga, sekolah dan lingkungan. “Saya juga berharap SMK Pasundan 2 Bandung akan menjadi sekolah yang semakin maju, dikenal dan bermanfaat bagi masyarakat serta menghasilkan para lulusan terbaik,” ungkapnya. (Tan)