BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae bisa menyebabkan White lung pneumonia. Yakni peradangan di paru-paru dengan gambaran putih pada hasil Rontgen penderita.
Dilansir dari ALODOKTER pada Sabtu (23/12/2023), selain infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae, ada kondisi lain yang bisa menyebabkan white lung pneumonia. Seperti asbestosis, silikosis, hingga infeksi virus, seperti COVID-19.
Munculnya gambaran putih di Rontgen dada pada penyakit white lung pneumonia disebabkan oleh terbentuknya konsolidasi, yaitu kondisi saat udara di paru digantikan dengan cairan, darah, pus, atau sel-sel lain.
Penularan bakteri penyebab white lung pneumonia dapat terjadi melalui percikan air liur yang tersebar di udara saat penderitanya batuk atau bersin. Tak heran bila penyakit ini mudah menular di lingkungan yang ramai, seperti sekolah, kantor, bahkan lingkungan rumah sakit.
White lung pneumonia pun dapat dialami siapa saja. Umumnya, anak-anak usia di bawah 5 tahun lebih rentan mengalaminya.
Gejala penyakit white lung pneumonia bisa bervariasi, mulai ringan sampai berat. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Mycoplasma pneumoniae, gejala yang muncul biasanya ringan. Bahkan, tak jarang, penderitanya tidak menyadari keberadaan penyakit ini. Namun, penyakit ini bukanlah penyakit baru, ya.
Sementara white lung pneumonia yang disebabkan oleh paparan silika atau asbes yang terjadi dalam jangka waktu lama cenderung menimbulkan gejala yang bisa memburuk dengan cepat.
Secara umum, beberapa gejala radang paru-paru yang bisa diikuti dengan munculnya gambaran white lung pneumonia adalah sebagai berikut:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Tubuh mudah lelah
- Batuk yang bisa memberat dan beratahan dalam hitungan minggu hingga bulan
- Sakit kepala
- Keringat berlebih
Selain gejala di atas, penderita penyakit ini juga bisa mengalami gejala lain. Seperti nyeri di telinga dan mata, nyeri otot, muncul ruam, napas cepat, dan munculnya benjolan di leher.
Penyebab White Lung Pneumonia
Gambaran putih pada paru akibat peradangan atau dikenal juga dengan white lung pneumonia bisa disebabkan oleh banyak kondisi, seperti:
1. Infeksi bakteri
Salah satu bakteri penyebab white lung pneumonia adalah Mycoplasma pneumoniae. Berbeda dengan bakteri penyebab pneumonia pada umumnya, bakteri jenis ini lebih sulit terdeteksi dan gejala yang disebabkannnya pun sangat bervariasi.
Sebagian penderitanya bahkan bisa tidak mengeluhkan gejala apa pun. Namun, sebagian lainnya bisa mengalami gejala infeksi saluran pernapasan akut, seperti batuk, demam, dan sulit bernapas.
Selain Mycoplasma pneumoniae, bakteri lain yang juga bisa memicu terjadinya radang paru adalah Streptococcus pneumonia dan Staphylococcus aureus.
2. Virus
Selain bakteri, white lung pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa virus yang diduga bisa menyebabkan penyakit ini adalah virus influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan virus Corona.
3. Trauma atau cedera di dada
Seseorang yang pernah mengalami trauma atau cedera di dada juga bisa memicu masuknya kuman atau zat asing ke dalam paru-paru, sehingga meningkatkan risiko terjadinya radang paru-paru yang menyebabkan white lung pneumonia.
4. Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh paparan serat asbes dalam jangka panjang. Kondisi ini turut memicu timbulnya penyakit white lung pneumonia.
5. Silikosis
Penyebab white lung pneumonia yang terakhir adalah silikosis. Ini merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh paparan debu yang mengandung silika. Biasanya, debu seperti ini terdapat di dalam pasir, batu, atau biji mineral.
Cara Mencegah White Lung Pneumonia
Pencegahan penyakit white lung pneumonia dilakukan dengan sebisa mungkin menghindari paparan dari kuman atau bahan kimia penyebabnya. Karena bisa disebabkan oleh infeksi yang bisa menular lewat percikan air liur penderita saat bersin atau batuk, Anda perlu melindungi diri dengan beragam cara pencegahan berikut ini:
- Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer jika tidak ada air dan sabun.
- Terapkan etika batuk dan gunakan masker.
- Terapkan pola hidup sehat dengan istirahat yang cukup dan konsumsi makanan bergizi.
- Sebisa mungkin hindari kontak langsung atau terapkan jarak aman dengan orang yang sedang sakit.
- Pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik, sehingga pertukaran udara lancar.
- Hindari keluar rumah saat sedang sakit atau kurang enak badan.
- Dapatkan vaksin influenza atau vaksin PCV (pneumococcal conjugate vaccine) bila diperlukan.
- Bagi pekerja yang berisiko tinggi terpapar bahan kimia, seperti silika atau asbes, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter, apalagi jika ada keluhan batuk lama yang tak kunjung mereda. (*/ran)